JAKARTA—Masyarakat muslim etnis Uighur menyumbang USD 50 ribu kepada korban bencana gempa dan tsunami kawasan Indonesia. Sumbangan tersebut diserahkan oleh Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur), Seyit Tumturk, melalui dua organisasi kemanusiaan, salah staunya Aksi Cepat Tanggap (ACT).
“Saya sampaikan belasungkawa, gempa dan tsunami di Indonesia,” kata Seyit, seorang diaspora Uighur yang selama ini tinggal di Turki.
BACA JUGA:Â Pengakuan Seorang Muslimah yang Pernah Ditahan China di Kamp Uighur
Seyit mengatakan bantuan yang mereka berikan merupakan bentuk terima kasih, karena masyarakat Indonesia telah memberi dukungan moral kepada etnis Uighur yang ditindas. Dia turut berduka atas bencana yang menimpa Indonesia dan ingin bertemu langsung dengan korban bencana.
“Meskipun sedikit, saya bersama masyarakat Turkistan Timur memberikan bantuan USD 50 ribu dolar bagi yang mendapatkan musibah,” kata Seyit di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/1/2019).
Senior Vice President ACT, Syuhelmaidi mengatakan bantuan dari muslim Uighur akan diserahkan lembaganya kepada korban tsunami Selat Sunda. Dia juga mengatakan, ACT punya rencana untuk membangun shelter pengungsian di Lampung, dan pemulihan kondisi para nelayan di Banten.
“Kami mau ajak tim dari Uighur untuk ke Lampung,” katanya.
BACA JUGA:Â Meski Ditindas, Muslim Uighur Bantu Korban Tsunami Selat Sunda 50 Ribu USD
Muslim Uighur adalah komunitas minoritas muslim yang bermukim di Xinjiang, Cina. Pada Agustus 2018, sebuah komite PBB mendapat laporan bahwa hingga satu juta warga Uighur dan kelompok muslim lainnya ditahan di wilayah Xinjiang barat tanpa proses pengadilan. Di sana mereka menjalani apa yang disebut program ‘reedukasi, atau ‘pendidikan ulang’. Sebuah program indoktrinasi kepada masyarakat Uighur yang dianggap ekstremis.
Pelanggaran dan diskriminasi itu membuat pemerintah China mendapatkan banyak kritik internasional. []
SUMBER: TEMPO