ISLAM hadir di tengah-tengah masyarakat Arab ketika masa jahiliah. Penyebaran Islam pada masa itu tidak mulus. Banyak rintangan yang harus dihadapi oleh pengikut Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Pada awal Islam hadir dibawa oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, ada beberapa dari kalangan kerabat dekat Rasulullah yang mengikuti ajaran beliau. Dalam hal ini Rasulullah melarang mereka yang telah mengikuti ajaran beliau untuk memproklamirkan keislaman mereka, baik dalam bentuk perkataan ataupun tindakan serta tidak mengizinkan mereka bertemu dengan beliau kecuali rahasia. Karena apabila mereka bertemu dengan beliau secara terbuka, maka tidak diragukan lagi kaum musyrik akan membatasi ruang gerak mereka sehingga keinginan Rasulullah untuk mengajarkan mereka al-Kitab dan as-sunnah akan terhalangi.
BACA JUGA: Rahasia Sukses Dakwah Nabi
Tidak tertutup kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya benturan antara kedua belah pihak, bahkan hal tersebut benar-benar terjadi pada tahun keempat kenabian, yaitu manakala sahabat-sahabat Rasulullah berkumpul di lereng-lereng perbukitan tempat mereka melakukan shalat secara rahasia.
Suatu ketika ketika umat muslim sedang melakukan shalat secara rahasia. Tiba-tiba, hal itu terlihat oleh beberapa orang kaum musyrik, lalu mereka mencaci-maki dan memerangi kaum muslim. Hal ini membuat Sa’ad bin Abi Waqqash memukul salah satu dari mereka sehingga mengalirlah darah ketika itu. Inilah darah pertama yang mengalir dalam Islam .
Bisa diketahui akibatnya bila benturan ini berulang kali terjadi dan berkepanjangan, tentunya akan berdampak pada penghancuran dan pembantaian terhadap kaum muslim. Oleh karena itu sembunyi-sembunyi merupakan siasat yang paling tepat.
Ketika Rasulullah menyuruh mereka yang telah mengikuti ajaran Rasulullah SAW untuk menyembunyikan keislaman mereka, tetapi Rasulullah tetap terbuka dalam melakukan peribadatan, dakwah dan aktivitas lainnya.
Tidak ada yang bisa menghalang-halangi dakwah Rasulullah, sekalipun Rasulullah senantiasa mendapatkan ancaman dari kaum kafir Quraisy.
BACA JUGA: Perlakuan Kasar yang Dialami Rasulullah ketika Berdakwah Secara Terang-terangan
Demi kepentingan mereka dan agama Islam, rumah Arqam bin Abi Arqam menjadi tempat umat muslim untuk melakukan pertemuan.
Rumah Arqam berada di atas bukit Shafa dan terpencil sehingga luput dari intaian mata para Thaghut dan bahan pembicaraan pertemuan-pertemuan mereka. Tempat itulah yang dijadikan Rasulullah sebagai pusat dakwah dan pertemuan beliau dengan kaum muslim. Di salam rumah tersebut , beliau membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, menyucikan hati mereka serta mengajarkan mereka al-Kitab dan as-Sunnah. []
Sumber: Sirah Nabawiyah Perjalanan Hidup Rasul yang Agung/ Penulis: Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri/ Penerbit: Darul Haq/ November, 2016