WASHINGTON–Pendiri sebuah perusahaan militer swasta yang terkenal mengatakan pasukan Amerika Serikat (AS) di Suriah akan diganti dengan tentara bayaran, setelah Presiden AS Donald Trump berencana menarik pasukannya di Suriah.
Dalam sebuah wawancara dengan Fox Business, Erik Prince, pendiri Blackwater yang sekarang bernama Academi, menyambut baik keputusan penarikan pasukan Trump. Ia menambahkan bahwa sekutu AS tidak boleh meninggalkan negara yang dilanda perang.
BACA JUGA: Kamp Kebanjiran, Derita Pengungsi Suriah Bertambah
“AS tidak memiliki kewajiban strategis jangka panjang untuk tinggal di Suriah. Tapi, saya juga berpikir itu bukan ide yang baik untuk meninggalkan sekutu kita,” kata Prince.
Trump mengumumkan rencana untuk menarik pasukan AS dari Suriah pada Desember 2018, di tengah persiapan Turki melancarkan operasi terhadap militan Kurdi yang didukung AS di Suriah utara.
Langkahnya yang tiba-tiba memicu kekhawatiran di antara para pejabat di Washington, sehingga mendorong Menteri Pertahanan Jim Mattis untuk turun sebagai protes.
Penarikan yang direncanakan itu juga menimbulkan kekhawatiran di antara Kurdi anti-Damaskus yang beroperasi di Suriah utara dan membuat mereka merasa ditinggalkan oleh Washington.
Prince, seorang mantan Angkatan Laut Seal, berpendapat bahwa menggunakan jasa militer swasta akan memungkinkan Trump untuk mengakhiri “perang selamanya” dan melindungi sekutu AS terhadap Iran dan tentara Suriah.
“Sejarah AS dipenuhi dengan kemitraan publik dan swasta, tempat-tempat di mana sektor swasta dapat mengisi celah-celah itu, di mana militer yang sangat mahal mungkin tidak boleh. Jika tidak ada semacam kemampuan kuat untuk bertahan dari invasi darat dari kekuatan sangat konvensional yang dimiliki Iran dan Suriah, sekutu kita di sana akan hancur,” tambah Prince.
Blackwater, yang didirikan pada tahun 1997, menerima ratusan juta dolar dalam kontrak pemerintah AS selama perang di Irak dan Afghanistan. []
SUMBER: PRESSTV