PERANG Uhud yang berlangsung dengan berkecamuk membuat siapa pun ingin melaju ke medan perang, karena orang yang syahid jaminannya adalah surga.
Begitu pun dengan Husail bin Jabir dan Tsabit bin Waqsy. Keduanya merupakan orang tua yang sudah lanjut usia. Keduanya seharusnya berada di benteng bersama dengan para wanita dan anak-anak.
BACA JUGA: Ketika Nabi Kabarkan Utsman akan Syahid
Sekalipun usia mereka sudah lanjut dan tidak memiliki kewajiban untuk ikut berperang, namun ketika perang sedang berkecamuk Husail dan Tsabit tetap berkeinginan untuk ikut berperang. Salah satu di antara keduanya berkata, “Celaka, apa yang kita tunggu di sini? Demi Allah, tidak ada yang tersisa dari usia kita yang sudah tua ini. Kita bisa mati hari ini atau besok. Tidaklah kita mengambil pedang untuk kemudian bergabung bersama Rasulullah? Mudah-mudahan saja Allah menganugerahi kita mati syahid.”
Keduanya mengambil pedang dan ikut bergabung menumpas musuh di medan Uhud. Tetapi keduanya tidak ada yang mengenali karena keduanya masuk medan perang ketika perang sedang berkecamuk.
Tsabit bin Waqsy terbunuh oleh orang-orang Musyrik. Sedangkan Husail ayah Hudzaifah terkena pedang kaum Muslim karena mereka tidak mengetahuinya. Tatkala Hudzaifah melihat pedang kaum Muslim menebas Husail, anaknya Hudzaifah berteriak, “Dia Ayahku!” namun tidak ada satu pun yang menoleh karena setiap orang menghadapi musuhnya masing-masing, sehingga terbunuhlah Husail oleh pedang kaum Muslim.
Setelah perang usai, mereka yang tak mengetahui bahwa yang dibunuhnya adalah ayah dari Hudzaifah dan dia merupakan seorang Muslim lantas berkata, “Maafkan kami, kami tidak mengetahui kalau itu adalah ayahmu, kami mengira itu adalah musuh yang tiba-tiba datang.”
BACA JUGA: sBaru Masuk Islam, Yasar Syahid sebelum Laksanakan Shalat
Hudzaifah memaklumi mereka, lalu berkata, “Semoga Allah mengampuni kalian.”
Berita ini sampai kepada Rasulullah hingga beliau memberikan harta diyat kepadanya. Namun hudzaifah menginfakkan seluruhnya kepada kaum Muslim. Hal tersebut membuat Hudzaifah semakin terpuji di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. []
Sumber: Nabi Muhammad di Hati Sahabat/ Penulis: Walid al-A’zhami/ Penerbit: Qalam/ 2016