JAKARTA–Pra-kondisi konflik di Suriah dikabarkan telah lama terjadi di Indonesia sejak lama. Bahkan jauh sebelum terjadi di negara Timur Tengah itu. Keterangan ini disampaikan Kepala Bagian Pembinaan Operasi Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol R Ahmad Nurwahid.
Ahmad menambahkan bahwa Indonesia terdiri dari beragam suku dan agama, juga hoaks merajalela.
BACA JUGA: Ini Kata Polisi soal pengembalian Rp2 Miliar ke Kemenpora terkait Kemah dan Apel Pemuda Indonesia
“Kalau di sana otoriter, di sini liberal, di sini terpecah ribuan pulau, secara logis dari sisi ancaman kita lebih berbahaya dan rentan konflik ketimbang Suriah,” ujar Ahmad dalam diskusi Prahara Suriah: Hoaks, Media Sosial dan Perpecahan Bangsa, Jumat (18/1/2019), di Jakarta.
Meski begitu, lanjut Ahmad, konflik serupa tak terjadi di Indonesia.
Ahmad memetakan empat alasan mengapa konflik itu tak terjadi. Pertama, Indonesia berlandaskan pancasila.
Kedua, imbuh Ahmad, Indonesia terjaga oleh struktur sosial dengan adanya organisasi masyarakat yang kuat seperti Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama.
“Sehingga pemerintah tidak berhadapan langsung dengan kaum yang ingin membuat konflik,” tambah Ahmad.
Ketiga, lanjut Ahmad, tentara dan polisi di Suriah banyak yang membelot dan berpihak ke pemberontak, sedang di Indonesia kedua institusi itu solid kepada negara.
Alasan keempat, kata Ahmad, kultur sosial Indonesia dan negara Arab berbeda.
BACA JUGA: Soal Konflik Suriah, Turki: Kami Tak Berpihak pada Rusia Maupun AS
Di Indonesia, menurut Ahmad, kultur gotong royong dan silaturahmi berakar kuat sedang masyarakat Suriah lebih individualis dan keras.
“Kalau di kita, hari ini musuhan Ramadhan besok juga sudah damai lagi,” kata Ahmad. []
SUMBER: ANADOLU