SESUNGGUHNYA orang-orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah (ishlah) antara kedua saudaramu (yang berselisih), dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.
“Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebajikan dan menghubungkan silaturahim. Sedangkan yang paling cepat mendatangkan kejahatan ialah balasan (siksaan) orang yang berbuat jahat dan memutuskan hubungan kekeluargaan,” (HR. Ibn Majah).
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum menyangka kaum lain, karena boleh jadi mereka yang (disangka) lebih baik daripada yang menyangka. Dan jang pula (sekelompok) wanita menyangka wanita lain, karena boleh jadi wanita yang disangka lebih baik daripada yang menyangka. Janganlah kamu saling mencela. Janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertauba, mereka termasuk orang-orang zalim.
BACA JUGA: Spirit Muhasabah dalam Bingkai Ukhuwah
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat [49]: 10-12).
Ukhuwah dalam Islam memiliki makna yang tidak sederhana. Ia bisa saja dimaknai sebagai persaudaraan atau bersaudara. Ukhuwah berasal dari akar kata akh dengan arti teman akrab atau sahabat.
Pertama, ikhwan yang bisanya digunakan untuk persaudaraan dalam arti tidak sekandung. Kata ini ditemukan sebanyak 22 kali, sebagian digandengkan dengan al-din, (QS. Al-Taubah [9]: 11), dan sebagian lagi tanpa al-din, seperti dalam (QS. Al-Baqarah [2]: 220).
Kedua, adalah ikhwah yang terdapat pada Al-Qur’an sebanyak 7 kali. Keseluruhannya digunakan dalam makna persaudaraan seketurunan, kecuali satu ayat innama al-mu’minuna ikhwah (QS. Al-Hujurat [49]: 10).
Ukhuwah pada mulanya berarti “persamaan dan keserasian dalam banyak hal”. Adanya persamaan dari satu keturunan, maka dua orang yang berbeda disebut bersaudara, juga sebab ada persamaan dalam sifat-sifat mengakibatkan persaudaraan.
Surat Al-Hujurat tersebut, pada ayat 10 menggunakan kata ikhwah bagi persaudaraan antara-iman/islam. Padahal kata ikhwah, seperti telah dikemukakan, lebih bermakna persaudaraan karena ikatan keturunan.
BACA JUGA: Pesan Nabi, Jadilah Hamba yang Bersaudara
Jika melihat bahwa seorang Muslim berasal dari bangsa yang berbeda-beda dan tentunya dari keturunan yang berbeda, kata yang tepat seharusnya ikhwan. Tetapi rupanya, Al-Qur’an menganggap bahwa kesamaan dalam iman/Islam bukan kesamaan biasa-biasa, kesamaan dalam iman/Islam adalah persaudaraan yang menyebabkan bahkan yang asing menjadi satu keturunan.
Iman/Islam dengan demikian bukan sekedar institusi religi, tetapi menjelma menjadi sumber kehidupan, sehingga yang memasukinya sama seperti beribu padanya. Konsekuensinya, siapa pun yang memiliki kesamaan dalam iman/Islam harus dianggap sedarah dan sedaging, saudara.
Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara (ikhwah), karena itu damaikanlah (ishlah) antara kedua saudaramu (yang berselisih), dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujurat [49]: 10). []
Sumber: Lentera Ukhuwah/Karya: K.H. Miftah Faridi/Penerbit: Mizania/Tahun:2014