SEORANG yang kaya namun sangat pelit mengubur emasnya diam-diam di tempat rahasia di halaman rumahnya. Setiap hari, ia selalu memeriksa ‘kuburan’ emasnya, menggalinya dan menghitungnya kembali satu-persatu untuk memastikan bahwa tidak ada emasnya yang hilang.
Saking seringnya ia melakukan hal itu, hingga seorang pencuri mengetahui perbuatan Si Pelit. Pencuri itu dapat menebak apa yang disembunyikan oleh Si Pelit, dan pada suatu malam, secara diam-diam pencuri itu menggali emas Si Pelit dan membawanya pergi.
BACA JUGA: Menjauhi Sifat Kikir, Hidup akan Bahagia
Ketika Si Pelit menyadari kehilangan hartanya, dia menjadi sangat sedih dan putus asa. Dia mengerang-erang sambil menarik-narik rambutnya.
Saat Si Pelit meratapi kehilangan hartanya, seorang pengembara kebetulan lewat tempat itu dan mendengarnya menangis, kemudian bertanya apa yang terjadi pada Si Pelit.
“Emasku! Oh… emasku!” kata Si Pelit. “Seseorang telah merampok emas saya!” kata Si Pelit.
Si Pengembara kemudian bertanya pada si Pelit: “Emasmu di dalam lubang itu? Mengapa kamu menyimpannya di sana? Mengapa emas tersebut tidak kamu simpan di rumahmu? Hingga kamu dapat dengan mudah mengambilnya saat kamu ingin membeli sesuatu?”
BACA JUGA: Waspdalah, Ini Hukuman Bagi Orang yang Bersifat Kikir
“Membeli sesuatu?” teriak Si Pelit dengan marah. “Saya tidak akan membeli sesuatu dengan emas itu. Saya bahkan tidak pernah berpikir untuk berbelanja sesuatu dengan emas itu.” teriaknya lagi dengan marah.
Pengembara itu kemudian mengambil sebuah batu besar dan melemparkannya ke dalam lubang harta karun milik Si Pelit yang telah kosong itu.
“Kalau begitu, tutup dan kubur batu itu, nilainya sama dengan hartamu yang telah hilang!” ujar Si Pengembara. Si Pelit hanya bisa terdiam mendapat jawaban si Pengembara. []
SUMBER: CERITA KECIL