TERDENGAR teriak kebahagiaan di sepanjang jalan, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Telah datang Sang Utusan.. Telah datang Sang Utusan…!”
Untuk menyemarakkan penyambutan, beberapa gadis imigran dari Abisinia menyanyikan salawat Badar yang semenjak saat itu menjadi fenomenal,
Telah terbit bulan purnama Dari celah bukit ke tengah-tengah kita
Kita wajib bersyukur senantiasa
Selama penyeru Allah masih ada
Bocah-bocah putra Bani Najjar memukul rebana sambil bersya‟ir dengan suara lantang dan ceria.
Kami tetangga dekat Bani Najjar
Aduhai, dengan Muhammad kini berjajar
BACA JUGA: Bayi Pertama yang Lahir ketika Kaum Muslim Hijrah ke Madinah
Tali-tali kekang diturunkan, pria-pria maju ke depan, tak henti menawari Nabi singgah di rumah mereka.
“Biarkan, unta ini ada yang menuntun. Aku akan tinggal di mana Allah menempatkanku,” begitu tutur Baginda Nabi kepada orang-orang di sana.
Unta itu akhirnya terdiam di suatu area penjemuran kurma, tepat di depan rumah Abu Ayyub Khalid bin Zaid. Nabi tidak langsung turun, unta itu kemudian berjalan lagi sementara tali kekang tetap dilepas oleh Nabi. Tiba-tiba unta itu menoleh ke belakang dan kembali ke tempat tadi. Di sana unta itu duduk dan menjatuhkan lehernya. Nabi lalu turun, Abu Ayyub tergopoh-gopoh menyambut. Tak terlukis betapa girang Abu Ayyub mendapat kehormatan seperti ini.
Bendera Nabi telah berpindah ke Madinah. Di Makkah beliau telah menyampaikan risalah, menunaikan amanah, dan memberi nasihat kepada umat, namun mereka tuli dan tak mau beriman. Orang-orang itu mengira mereka akan dapat menaklukkan Nabi di medan perang. Beginilah orang-orang sombong yang hanya mampu menimbang kebenaran tanpa berdasarkan kenyataan sehingga menelan kerugian nantinya.
BACA JUGA: Perencanaan dan Persiapan Nabi saat akan Hijrah ke Madinah
Memasuki Madinah, panji-panji Nabi berkibar tinggi dan megah. Di perbukitan, semalam sebelum mencapai pusat kota, Nabi berpapasan dengan sejumlah lelaki Bani Sham yang dipimpin Buraidah Ibn al-Kashib. Mereka menyatakan beriman lalu bergabung dengan Nabi. Mendekati Yatsrib, seraya memuliakan Nabi, Buraidah berkata, “Wahai Nabi Allah, jangan kaumasuki Madinah tanpa kibaran bendera!”
Segera Buraidah melepas serban lalu mengikatkannya pada tombak. Ia lalu berjalan di depan Rasulullah. Ia angkat bendera itu tinggi-tinggi. Bendera pertama yang menandai lahirnya sebuah negara baru dan menjadi simbol perubahan bagi peradaban manusia kelak. Itulah penanda berubahnya Yatsrib menjadi Madinah-Nabi al-Munawarah atau secara bahasa kota tegaknya aturan Nabi yang bercahaya. []
Sumber: Ketika Nabi di Kota/Perang Muhammad /Dr. Nizar Abazhah