FILIPINA–Duta Besar RI untuk FIlipina, Sinyo Harry Sarundajang menegaskan dugaan keterlibatan WNI sebagai pelaku pemboman Gereja di Pulau Jolo, Mindanao Filipina masih belum jelas.
Hal itu ia sampaikan untuk merespons pernyataan Mendagri Filipina Eduardo Ano yang meyakini pasangan suami istri asal Indonesia menjadi pelaku bom di gereja di Pulau Jolo, Mindanao, Filipina beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Pemerintah Filipina sebut Pelaku Pemboman Gereja ‘Penjahat Tak Bertuhan’
Sinyo menyatakan pihak Kepolisian Nasional FIlipina (PNP) sendiri belum dapat melampirkan bukti yang kuat seperti pemeriksaan DNA maupun rekaman CCTV yang menunjukkan pelaku pengeboman merupakan WNI.
“PNP belum mengeluarkan hasil uji DNA serta gambar resmi hasil rekaman CCTV di lokasi ledakan, yang menyatakan bahwa kedua pelaku sebagaimana dinyatakan oleh Secretary Ano adalah WNI,” kata Sinyo dalam keterangan tertulis, Selasa (5/2/2019).
Sinyo menilai pernyataan Ano itu tak memiliki basis data yang valid. Bahkan, kata dia, Intelijen Filipina (NICA) sendiri menyatakan masih terus melakukan investigasi terkait pelaku pemboman itu.
BACA JUGA: Masjid Filipina Dilempari Granat, 2 Tewas 3 Luka
“Intelijen Filipina mengakui bahwa pihaknya belum mengetahui dasar penyampaian informasi yang diberikan oleh Mendagri Ano tentang keterlibatan WNI pada bom bunuh diri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Sinyo mengeluhkan sikap Pemerintah Filipina yang kerap menuding WNI terlibat dalam aksi pemboman di Filipina tanpa adanya bukti yang kuat.
Ia bahkan mencatat sudah dua kali pemerintah Filipina melontarkan tuduhan tersebut. Pertama, kata dia, WNI dituduh terlibat pada peledakan Bom di Kota Lamitan pada 31 Juli 2018 dan Bom jelang tahun baru 2019 di Cotabato CIty.
“Namun hasil investigasi menunjukkan tidak ada keterlibatan WNI dalam dua pemboman tersebut sebagaimana pernyataan aparat [Filipina] seperti pemberitaan di media,” kata dia. []
SUMBER: CNN