WANITA selalu mendapatkan tempat yang istimewa dimanapun dia berada. Bahkan dalam Islam pun wanita sangat dijaga harkat dan martabatnya, wanita dengan segala hak dan kewajibannya layak diberi gelar manusia yang tangguh. Mengapa begitu?
Bayangkan dalam waktu 24 jam, seorang wanita mampu melakukan berbagai pekerjaan yang sangat mendasar dalam kehidupan rumah tangga. Seperti menyiapkan perlengkapan suami, mengurus anak, memasak, mencuci bahkan pekerjaan diluar rumah.
Semua itu ia lakukan tanpa henti, terkecuali Allah memberikan ketidakmampuan kepadanya dalam bentuk sakit atau penyakit lainnya.
BACA JUGA: Ikhlas Oh Ikhlas
Seorang pria pun dalam kesuksesan duniawinya tidak terlepas dari peran seorang wanita yang mendukung dan memotivasinya.
Namun terkadang wanita lupa, siapa yang memberikan keistimewaan tersebut kepadanya. Sehingga ia cenderung bersikap angkuh seakan pengorbanannya begitu banyak dan menuntut lebih akan pekerjaan yang telah ia lakukan.
Dalam hal ini sesungguhnya kita berbicara keikhlasan dalam berbuat. Dalam sebuah hadits malaikat bertanya kepada Allah, “manakah yang lebih kuat antara besi dan api?”
Lalu Allah menjawab api, karena mampu melelehkan besi.
Pertanyaan berikutnya adalah “manakah yang lebih kuat antara api dan air?”
Jawabannya adalah air.
Kemudian pertanyaan terakhir “mana yang lebih kuat antara air dan angin?”
Allah menjawab angin. Namun angin akan kalah oleh seseorang yang menginfakan hartanya tanpa diketahui oleh siapapun selain Allah.
Ikhlas dalam melakukan sesuatu bukan karena ingin mendapat pujian dari makhluk, melainkan mengharap ridha dari Allah agar perbuatan kita diberkahi oleh-Nya. Istiqomah dalam beramal merupakan bagian dari ikhlas.
Ibadah yang dilakukan hanya pada saat kita membutuhkan adalah tanda keikhlasan yang belum sempurna. Allah tidak menyukai hambanya yang memohon pertolongan hanya ketika keadaan sedang tidak baik bagi hambanya tersebut.
BACA JUGA: Cara Niat yang Ikhlas dalam Beramal
Sebagaimana dalam firman Allah yang berbunyi, “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS Yunus [10]: 12).
Hamba Allah yang ikhlas dalam beribadah tidak memandang keadaan pada saat itu, ketika ia senang maupun susah, ibadah tetap dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Untuk itu, para kaum muslimah sholihah hendaknya mulai mengubah cara pandang mengenai keistimewaan yang ada pada dirinya. Sesungguhnya wanita yang tangguh adalah wanita yang mengabdikan dirinya untuk Allah dengan Ikhlas. []
SUMBER: DAARUT TAUHID