RUSIA–Para pengikut jemaat Kristen Saksi Yehuwa kini menjadi buruan aparat keamanan di seluruh Rusia. Alasannya, Rusia menuding kelompok itu sebagai sekte totaliter dan diduga kuat dirancang untuk menjadi organisasi radikal di kemudian hari.
Seperti dilansir AFP, Jumat (8/2/2019), Badan Intelijen Rusia (FSB) bahkan ikut turun tangan dalam memburu para pengikut Saksi Yehuwa. Hal itu dilakukan bersamaan dengan vonis enam tahun penjara kepada tokoh kelompok itu asal Denmark, Dennis Christensen, karena delik ekstremisme pada Rabu (6/2/2019) lalu.
BACA JUGA: Gertak AS, Rusia Ancam Kembangkan Sistem Rudal Baru
Christensen menjadi orang pertama dari gerakan itu yang dibui di Rusia. Sejumlah pengikut kelompok itu di Moldovia juga ditangkap.
“Operasi besar-besaran melibatkan FSB, kepolisian, dan lembaga penegak hukum Rusia lainnya tengah berlangsung. Penyelidikan juga tengah berlangsung,” demikian keterangan yang disampaikan Kepolisian Rusia.
Saksi Yehuwa adalah kelompok keagamaan yang dibentuk di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Mereka berprinsip menyebarkan ajaran Kristen dengan damai.
Namun, pemerintah Rusia sudah memerintahkan kelompok itu dibubarkan dua tahun lalu.
Hingga saat ini diperkirakan ada 20 pengikut kelompok itu di Rusia ditahan dan menunggu persidangan. Sedangkan 25 lainnya menjadi tahanan rumah.
Operasi memburu kelompok Saksi Yehuwa itu memancing kecaman dari kalangan pegiat hak asasi manusia. Mereka menyatakan hal ini sama saja dengan persekusi yang dilakukan oleh aparat terhadap kelompok agama pada masa Uni Soviet.
BACA JUGA: Rusia Tegaskan Tidak Campuri Pilpres Indonesia
Padahal, Presiden Vladimir Putin menyatakan kelompok Saksi Yehuwa tidak dianggap sebagai teroris. Namun, terkait operasi ini, juru bicara kepresidenan Dmitry Peskov menyatakan tidak bisa memberi komentar banyak.
“Hal ini akan terjadi. Ini adalah proses. Ini bukan masalah yang mudah diselesaikan,” kata Dmitry. []
SUMBER: CNN