TURKI–Pemerintah Turki dilaporkan telah mendesak Cina segera menutup kamp-kamp detensi yang menyasar Muslim Uighur, menyusul kabar kematian seorang musisi terkenal dari etnis minoritas Uighur.
Abdurehim Heyit diduga telah menjalani hukuman selama delapan tahun di wilayah Xinjiang, tempat jutaan kaum Uighur dilaporkan sedang ditahan.
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan para orang Uighur itu menjadi sasaran “penyiksaan” di “kamp konsentrasi”. Pemerintah Cina mengatakan fasilitas tersebut adalah kamp re-edukasi.
BACA JUGA: Media China Rilis Video Abdurehim Heyit, Musisi Uighur yang Dikabarkan Tewas Di Kamp Penahanan
Uighur adalah kelompok minoritas Muslim berbahasa Turki yang berbasis di wilayah Xinjiang, Cina bagian barat, yang diawasi ketat oleh otorita Cina.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Sabtu (9/2/2019), juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hami Aksoy mengatakan: “Bukan lagi rahasia bahwa lebih dari satu juta warga Turki Uighur yang ditangkap secara sewenang-wenang menjadi sasaran penyiksaan dan indoktrinasi politik di penjara”, seraya menambahkan bahwa mereka yang tidak ditahan berada “di bawah tekanan besar”.
“Pembangunan kembali kamp konsentrasi di abad 21 dan kebijakan asimilasi sistematik pemerintah Cina terhadap warga Turki Uighur adalah aib besar bagi kemanusiaan,” kata Aksoy.
BACA JUGA: Muslim Uighur Apresiasi Solidaritas Indonesia
Ia juga mengatakan bahwa laporan tentang kematian Heyit “semakin memperkuat reaksi publik di Turki akan pelanggaran HAM serius di Xinjiang” dan meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres “untuk mengambil langkah efektif demi mengakhiri tragedi kemanusiaan” di sana.
Warga Uighur yang mayoritas Muslim merupakan bagian dari sekitar 45% populasi di Xinjiang. []
SUMBER: BBC