Oleh: Firmansyah
Bagian Ketiga dari Empat Tulisan
DALAM bagian kedua tulisan ini, telah kita ketahui bersama bahwa fungsi dan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang tentang pendidikan secara jelas menunjukkan kepribadian peserta didik yang diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Pribadi yang dimaksud adalah pribadi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, cakap, kreatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah kepribadian-kepribadian peserta yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum di atas termasuk jenis karakter? Apa yang dimaksud dengan karakter? Mengapa karakter perlu dibangun dan dibentuk? Penjelasan dalam bagian ketiga ini akan mencoba membahasnya.
BACA JUGA: Sudahkah Pendidikan Kita Berkarakter? (1)
Karakter sebagai Kebajikan yang Diyakini
Sebelumnya, perlu ditekankan kembali bahwa karakter menjadi aspek penting untuk dibangun dan dibentuk karena ia sangat berpengaruh, tidak hanya terhadap setiap individu tetapi juga terhadap identitas bangsa secara keseluruhan. Pada saat karakter terbangun dengan baik dan kuat, apa pun pasti akan ikut terbangun dengan baik dan kuat. Sebaliknya, pada saat karakter hilang, apa pun pasti akan hilang. Lantas, apa yang dimaksud karakter? Pusat Bahasa Depdiknas mendefinisikan karakter dengan “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak”.
Sedangkan, menurut Simon Philip, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan (Philip, 2008: 235). Adapun Kemendiknas (2010) sendiri menjelaskan bahwa karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.
Dengan demikian, bersandar pada pengertian-pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa insan yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional adalah beberapa karakter yang ingin dicapai dalam pendidikan nasional.
Tentu saja, karakter-karakter tersebut tergolong ke dalam pilar-pilar karakter yang ingin dikembangkan dalam pendidikan karakter. Akan diperlukan banyak halaman untuk membahas masing-masing karakter tersebut. Intinya, pendidikan di negeri kita tercinta ini menghasilkan insane yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Karakter dan Pembentukan Karakter
Lantas, apa yang dimaksud dengan pendidikan karakter yang selama dasawarsa terakhir didengung-dengungkan? Tentang hal ini, Kemendiknas memandang pendidikan karakter sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Lebih jauh lagi, David Elkind & Freddy Sweet (2004), memandang pendidikan karakter sebagai: “character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values.”—upaya-upaya yang disengaja untuk membantu orang mengerti, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti. Sedangkan, menurut Lickona, pendidikan karakter adalah usaha sengaja untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak berdasarkan nilai-nilai etika inti.
BACA JUGA: Sudahkah Pendidikan Kita Berkarakter? (2)
Dari beberapa pengertian tersebut, kita dapat membaca betapa memang pendidikan karakter dalam prosesnya tak berbeda dengan pendidikan yang lazim kita pahami selama ini. Dikatakan tak berbeda karena di dalam prosesnya pun terdapat komponen-komponen yang dilibatkan: guru, peserta didik, silabus, dan komponen lainnya. Namun, bedanya adalah pendidikan karakter lebih memfokuskan pada perubahan yang diharapkan terjadi dari peserta didik adalah perubahan karakter. Dengan kata lain, tujuan dari pendidikan karakter adalah tidak sekadar menghasilkan peserta didik yang kuat dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik tetapi juga berkarakter kuat. []
BERSAMBUNG