AKU mandi bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, dalam satu bejana, aku mendahuluinya dan dia mendahuluiku (mengambil wadah) sampai-sampai dia berkata “Tinggalkan untukku”. Dan aku berkata “Tinggalkan untukku”.
Allamah bin Qudamah Al-Hambali berkata, “Disunnahkan bagi seorang istri mengambil secarik kain yang diberikan kepada suaminya setelah bersetubuh. Dan suaminya lalu mengusap dengannya. Sebab, Aisyah ra. berkata, ‘Seyogyanya bagi seorang istri yang cerdik, hendaklah ia mengambil secarik kain. Dan apabila suaminya menggaulinya, ia pun menyerahkan kain tersebut kepada suaminya. Lalu suami mengusap (kotoran) darinya. Dan istrinya pun mengusap (kotoran) dari dirinya’.”
BACA JUGA: Bukti Cinta Aisyah
Dan saling membalik juga lebih dicintai (yaitu istri mengusapkan suaminya dan suami mengusapkan istrinya). Saling bergantian di sini dapat melahirkan kasih sayang serta keterikatan.
Aisyah ra. berkata, “Setiap kali Nabi mandi janabat, kemudian beliau datang dan menghangatkan diri denganku, lalu memelukku, sedangkan aku belum mandi (janabat).”
Maksudnya: Nabi, meminta kehangatan dari Aisyah ra. dan beliau meletakkan anggota tubuhnya yang mulia di atas anggota tubuh Aisyah tanpa suatu penghalang pun. Dan beliau meletakkan anggota tubuhnya di tempat pakaian yang digunakan beliau untuk menghangatkan pakaiannya agar memperoleh kehangatan dari badan Aisyah.
BACA JUGA: Ini yang Biasa Dilakukan Rasulullah setelah Makan
Inilah beberapa contoh perilaku-perilaku Aisyah yang mulia, sebagaimana perilaku-perilaku Nabi, yang agung. Dan beliau juga tidak memandang Aisyah bahwa dia orang yang sedang junub, tidak suci, melainkan beliau memandangnya bahwa dia adalah seorang wanita yang memiliki perasaan. Dan beliau tidak menempatkan suatu penghalang pun antara dirinya dan kekasihnya. []
Sumber: Kesetiaan Nabi Bersama Istri/ Penulis: Adib Al-Kamdani/ Penerbit: Pustaka Arafah/ Maret, 2007