“Abu Sufyan termasuk keluargaku yang terbaik.”
ITULAH ungkapan yang pernah dikatakan Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam semenjak Abu Sufyan bin al-Harits masuk Islam. Ia masuk Islam pada peristiwa penaklukan Makkah. Kala itu ia datang kepada Nabi dan meminta maaf atas permusuhan-permusuhan dan syair-syair buruk yang dilantunkannya kepada beliau. Sejak zaman Jahiliyah ia dikenal sebagai penyair yang aktif melayangkan caci maki kepada Rasulullah dan kaum Muslimin.
BACA JUGA: Siksaan Pedih yang Diterima Abu Bakar
Sejak keislamannya, Abu Sufyan begitu disayang Rasulullah. Bahkan Rasulullah mengharapkan bahwa Abu Sufyan dapat seperti Hamzah.
Harapan Rasulullah tidak meleset, Abu Sufyan menghadapi ujian yang cukup berat pada saat Perang Hunain. Ia termasuk prajurit yang bertahan di medan pertempuran, di saat banyak prajurit yang melarikan diri. Ia tetap bertahan menghadapi serbuan musuh, tangannya kokoh memegang kendali kuda kendaraan Rasulullah. Ia pun berjuang mati-matian menghadapi musuh-musuh Islam.
BACA JUGA: Bacaan Al-Quran Abu Musa Al-Anshari yang Indah menjadi Daya Tarik
Abu Sufyan bin Harits, yang awalnya begitu membenci Islam sebagai aqidah, begitu membenci Rasulullah sebagai pelaku dakwah, pada akhirnya Allah beri ia hidayah. Kesetiaannya begitu mengakar kepada ajaran yang dibawa Rasulullah. []
Sumber: Bilik-Bilik Cinta Muhammad, Kisah Sehari-Hari Rumah Tangga Nabi., hal 271, 272/Dr. Nizar Abazhah/Penerbit Zaman/2009.