Oleh: Wulandari Muhajir
Wulandaris105@gmail.com
Love and a cough cannot be hidden, Cinta dan batuk tidak dapat disembunyikan. Ungkapan tersebut mengindikasikan betapa yang namanya cinta atau rasa suka adalah perasaan yang sulit jika hanya sekadar dipendam apatah lagi sampai berusaha untuk dihilangkan. Bahwa perasaan cinta tersebut tak beda jauh dengan hukum kekekalan energi, bahwa ia tidak dapat dimusnahkan, melainkan hanya bisa dialihkan.
Cinta adalah fitrah yang telah di anugerahkan Allah Azza Wa Jalla pada setiap hambaNya. Cinta Adalah bagian dari gharizah nau’ yaitu naluri berkasih sayang dalam hal ini ketertarikan atau rasa suka dengan lawan jenis. Bukanlah suatu yang tercela ketika seseorang memiliki rasa ketertarikan pada lawan jenis. Tidak pula seseorang yang memiliki rasa suka dengan lawan jenis akan dihukumi dengan dosa. Justru hal tersebut menunjukkan bahwa ia masih normal.
Membahas tentang cinta atau rasa kasih sayang, pastilah mengingatkan kita pada perayaan Valentine Day (V-Day) yang diperingati setiap tahunnya yaitu pada tanggal 14 Februari. Tapi tak banyak yang tahu dan yang mau mencari tahu bahwa perayaan tersebut adalah perayaan paganis dari masyarakat Romawi. Yang mana perayaan tersebut merupakan tradisi dari agama tertentu.
V-Day adalah peryaan pagan Lupercia untuk memuja Lupercul sang dewa kesuburan Romawi, dari 13-18 Februari tiap tahunnya. Inti dari perayaan Lupercia adalah “kesuburan”, maka aktivitasnya diwarnai dengan seks massal. Pada bentuk klasiknya perayaan tersebut dilakukan dengan menuliskan nama perempuan pada secarik kertas lalu digulung dimasukkan ke dalam gentong.
BACA JUGA: Waspada! Budaya Kufur Bikin Iman Jadi ‘Lapur’
Setelah itu para pria akan mengambil gulungan dan menyebutkan nama perempuan dari kertas yang ia ambil. Lalu mereka akan bercinta semalaman penuh. Dan melegendala perayaan tersebut hingga sekarang yang diberi nama Valentine Day.
Perayaan yang rusak dan merusak dari V-Day itu sekarang telah menjangkit negeri-negeri muslim, termasuk Indonesia. Gaung dari perayaan V-Day tersebut berhasil menyasar pemuda pemudi muslim. Memang tidak bisa dipungkiri, pada usia muda rasa dan nafsu sedang bergejolak. Akhirnya pemuda muslim yang akidah atau keimanannya tidak kuat akan terseret dan ikut nyemplung dengan perayaan V-Day. Perlu untuk kita renungi hadist Rasullah SAW,
“Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk kedalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka”, kami bertanya; “Wahai Rasullullah, apakah mereka itu kaum Yahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa Lagi kalau bukan mereka?” (HR. Muslim)
Tepatlah gambaran Rasulullulah SAW, bagaimana latahnya umat Islam dalam mengadopsi budaya yang bertentangan dengan akidah Islam. Umat Islam menanggalkan akidahnya, bahkan merusak jiwa dan raganya dalam perayaan V-Day tersebut.
V-Day dianggap sebagai hari memperingati rasa kasih sayang. Namun rasa kasih sayang yang di tampakkan adalah rasa kasih sayang yang kebablasan. Menyeruak pada kerusakan individu, dan tentu saja mengundang murka dari Yang Maha Suci, Allah Azza wa Jalla. Bagaimana tidak, perayaan V-Day menjadi hari yang tepat untuk melakukan pergaulan bebas yang berujung pada perzinaan, narkoba dan kemaksiatan lainnya.
Bahkan perayaan V-Day dari tempat lahirnya yaitu peradaban Barat memperingati satu pekan sebelum dan sesudah V-Day sebagai hari peringatan kondom. Yang jelas peringatan tersebut adalah tentang free seks yang sangat menjijikkan.
V-Day yang merusak tersebut adalah buah dari sistem yang sekuler. Yang memarjinalkan agama sebagai aturan tertinggi dalam kehidupan manusia, yang membuang agama dari konteks kehidupan. Agama hanya sebagai teori belaka yang penerapannya hanya pada ibadah spiritual. Sehingga dalam muamalah atau pergaulan, agama tak boleh ikut campur. Akhirnya kita hanya bisa menyaksikan pemuda islam dimangsa akidahnya, jiwa dan raganya oleh paham-paham yang merusak seperti V-Day tersebut.
Bagaimana tidak, kasus pergaulan bebas sebagai buah dari V-Day tersebut berhasil merusak pemuda pemudi Islam. Pada suatu lembaga penelitian yang dilaporkan melalui media Republika pada tahun 2008, sebanyak 63 persen remaja yaitu usia SMP dan SMA sudah pernah melakukan hubungan seks. 21 persen di antaranya telah melakukan aborsi. Lalu pantaskah cinta yang suci dinodai dengan watak yang tak ayalnya binatang ternak.
Sucinya Cinta dalam Islam adalah sunnatullah. Bahwa karena dari cinta tersebut diri kita lahir, yaitu buah kasih sayang Adam dan Hawa. Hadirnya cinta atau kasih sayang menjadi bagian dari seorang hamba, yang mana ia tidak punya kemampuan untuk menolak atau mendatangkannya. Sehingga hamba tersebut tidak dimintai petanggung jawaban atas rasa cinta yang ia miliki.
BACA JUGA: V-Day, Bagiamana Riwayatnya?
Islam tidak pernah melarang siapa pun untuk merasakan yang namanya cinta atau rasa kasih sayang. Hanya saja Islam mengarahkan cinta itu pada koridor yang tepat, agar cinta tersebut tetap suci dan mulia. Beda dengan cinta yang dimiliki makhluk lainnya, yang hanya mengedepankan hawa nafsu tanpa ada aturan. Seperti cinta atau nafsu yang melekat pada binatang, yang mana ketika nafsiyah mereka sudah bergejolak. Tindak tanduknya tidak terkontrol lagi, mereka melakukan tindakan yang tak senonoh. Tentulah kita tidak mau disamakan dengan binatang.
Untuk itu marilah kita muliakan cinta dengan meninggalkan dan tak ikut berpartisipasi dalam perayaan V-Day tersebut. Allah telah memperingati kita dalam firmannya, “Dan barangsiapa mencari agama selain agama islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali Imran: 85)
Makna mencari agama selain islam disini bukan hanya tentang spiritual saja, tapi juga tentang gaya hidup. Maka tak perlu bagi kita mengikuti perayaan V-Day tersebut. Lagi pula ungkapan rasa kasih sayang itu tidak perlu menunggu hari atau tanggal tertentu. Cukup dengan menjadikan hari, jam, menit, dan detik yang kita miliki untuk menunjukkan rasa kasih sayang kepada orang-orang disekitar kita.
Bukanlah suatu pembuktian dari rasa kasih sayang ketika itu malah menjerumuskan kita pada kebathilan. Bahwa cinta atau kasih sayang demikian adalah fatamorgana, karena cinta yang nyata dan abadi adalah cinta kepada Allah Azza wa Jalla. Cinta yang pernah merugikan siapapun. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.