AL-QURAN adalah kalaamullah Ta’ala yang wajib diagungkan dan dimuliakan, sehingga hendaknya dibaca dalam keadaan yang paling baik. Sebagian orang mungkin tidak tahu adab-adab ketika hendak membaca Al-Quran seperti apa.
Maka dari itu mari kita simak adab-adab ketika membaca Al-Quran di bawah ini:
1. Seseorang yang membaca Al Qur’an menggunakan mushaf, maka wajib berwudhu terlebih dahulu. Tidak boleh menyentuh mushaf Al Qur’an tanpa bersuci (berwudhu) terlebih dahulu. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah menyentuh Al Qur’an kecuali orang-orang yang suci.” (HR. Al-Hakim)
Jika seseorang membaca menggunakan hafalannya, maka disunnahkan untuk berwudhu sehingga boleh membaca tanpa berwudhu. Adapun orang-orang yang memiliki hadats besar, seperti dalam kondisi junub dan haidh, maka tidak boleh membaca Al Qur’an secara mutlak, baik membaca dengan mushaf atau dengan hafalan, sampai dia telah bersuci dari hadats besar tersebut. Hal ini karena Rasulullah SAW membaca Al Qur’an, kecuali dalam kondisi junub. Dan beliau membaca Al Qur’an setelah mandi besar.
BACA JUGA: Kisah Heroik Pemuda Tak Dikenal yang Diabadikan Al-Quran
2. Ketika hendak mulai membaca Al Qur’an (membaca ta’awudz).
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk (membaca ta’awudz.” (QS. An-Nahl: 98)
3. Jika memulai bacaan dari awal surat, hendaknya dia membaca Basmalah.
Karena basmalah turun di awal setiap surat kecuali surat At-Taubah. Sehingga dianjurkan untuk memulai dengan bacaan basmalah di awal setiap surat selain surat At-Taubah tersebut.
4. Membaca dengan tartil.
Yang dimaksud dengan tartil adalah membaca dengan pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa. Mengeluarkan bacaan setiap huruf dengan benar sesuai dengan kemampuannya. Yang penting, seseorang membaca ayat demi ayat dan berhenti di akhir setiap ayat. Kita tidak boleh membaca Al Qur’an dengan asal-asalan, terlalu cepat dan tergesa-gesa. Karena hal ini akan menyebabkan rusaknya bacaannya.
Terdapat hadits yang melarang membaca Al Qur’an dengan asal-asalan. Seseorang datang kepada Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dan berkata, “Semalam aku membaca (semua) surat mufashshal dalam satu rakaat.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu menjawab, “Itu seperti membaca puisi (syair) dengan tergesa-gesa (cepat).” (HR. Bukhari no. 775 dan Muslim no. 822)
5. Membaguskan suara bacaan Al Qur’an.
Seseorang membaca dengan suara yang indah sesuai dengan kemampuannya tanpa perlu dipaksa-paksakan. Memperindah suara bacaan Al Qur’an akan memotivasi orang lain untuk mendengarkan dan menikmati bacaan tersebut.
6. Memperhatikan kondisi orang-orang di sekitarnya.
Jika di sekitarnya terdapat orang yang sedang tidur, atau juga sedang membaca Al Qur’an, atau sedang mendirikan shalat, maka hendaknya tidak mengeraskan bacaan Al Qur’an tersebut sampai pada level yang bisa menimbulkan gangguan kepada orang lain.
7. Hendaknya tidak melakukan al-lahn (kesalahan) dalam membaca Al Qur’an sehingga menimbulkan perubahan makna Al Qur’an.
Misalnya, sesuatu yang seharusnya berfungsi sebagai subjek berubah menjadi objek karena kesalahan dalam membaca harakat sehingga maknanya berubah, atau kesalahan-kesalahan lainnya. Hendaknya dia membaca seusai dengan harakat yang tercetak dalam mushaf Al Qur’an, kecuali jika dia paham ilmu bahasa Arab (ilmu nahwu) sehingga tidak membutuhkan harakat tersebut.
BACA JUGA: Misteri Kematian Matahari dalam Al-Quran
8. Merenungi, memikirkan, dan mengambil pelajaran atau faidah dari ayat-ayat Al Qur’an yang dibaca.
Tujuan membaca Al Qur’an bukanlah sekedar menyelesaikan membaca tiga puluh juz atau sekedar membaca dengan cepat tanpa mendapatkan manfaat apa pun dari ayat yang dibaca. Bacaan seperti ini adalah bacaan yang tidak bermanfaat.
Hendaknya kita berusaha untuk memahami ayat Al Qur’an sesuai dengan kemampuan kita. Jika niat kita ikhlas dan benar, Allah Ta’ala akan memudahkan kita untuk memahami dan mengamalkan Al Qur’an. Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24). []
SUMBER: MUSLIMAH.OR.ID | REDAKTUR : LARAS SETIANI