SIAPA sih yang tidak ingin pergi haji? Semua pasti jawabannya mau. Namun pergi haji sekarang tidak cukup bermodalkan uang, tetapi juga harus punya stock sabar yang tiada batas.
Karena untuk warga Jakarta, jika ia mendaftar haji hari ini maka ia harus menunggu 15 tahun untuk bisa ke pergi ke Tanah Suci.
Jika anda warga Makassar, maka waiting listnya 30 tahun, sama dengan Malaysia katanya. Oleh karena itu warga Malaka mendaftarkan anaknya untuk pergi haji dari semenjak lahir.
BACA JUGA: Kerinduan Sahabat Muhajirin terhadap Mekah
Sampai sampai mantan Wagub Jabar Dede Yusuf berujar, “Kalau waiting list haji 40 tahun, maka itu sama saja ngak boleh pergi haji.” Memang masa penantian sepanjang itu bisa dikatakan tidak masuk akal dan harus segera dicari solusinya.
Bagi anda yang belum bisa berangkat tahun ini atau masih dalam penantian yang panjang, maka berusahalah mengisi masa penantian itu dengan rajin pergi shalat berjamaah di masjid. Karena dengan demikian, anda telah berhaji sebelum haji yang sebenarnya. Bahkan anda bisa haji berkali-kali dalam sehari, hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW berikut;
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ فِي الجَمَاعَةِ فَهِيَ كَحَجَّةٍ وَ مَنْ مَشَى إِلَى صَلاَةٍ تَطَوُّعٍ فَهِيَ كَعُمْرَةٍ نَافِلَةٍ
“Siapa yang berjalan menuju shalat wajib berjama’ah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8: 127. Syaikh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Al-Jami’ Ash-Shagir, no. 11502 menyatakan bahwa hadits ini hasan)
Hadist di atas adalah sebagai penghibur bagi yang belum bisa berangkat dan sebagai bentuk latihan terbiasa pergi ke masjid yang penuhnya tidak seberapa dibandingkan Masjidil Haram. Karena jika tidak di biasakan, maka ketika ia pergi haji akan lebih banyak sholat di hotel daripada di masjid.
Nabi SAW bersabda, “إذا رأيتم الرجل يعتاد المسجد فاشهدوا له بالإيمان” Jika engkau melihat seseorang terbiasa pergi ke masjid maka saksikan ada iman di dalam hatinya.
Bagi yang sudah haji, hadist ini jalan untuk merawat kebaikan kebaikan yang ia lakukan selama di tanah suci. Bahwa kabah yang ia lihat secara fisik, bisa juga ia temukan nilai-nilainya di masjid dekat tempat tinggalnya.
BACA JUGA: Benarkah Gelar Haji Warisan Belanda?
Allah berpesan agar kita menjaga kesalihan kita dengan mengumpamakan, “Janganlah kamu seperti wanita yang menenun bahan kemudian ia bongkar lagi setelah rapih.”
Haji yang sebenarnya adalah ketika bisa menghadirkan Ka’bah di dalam hati kita, sehingga kita tidak menjadi orang yang memusuhi setan ketika proses jumrah, namun ia kita temani kembali seusai haji. []
Faisal Kunhi
Imam Masjid Sirothol Mustaqim, Ansan Korea Selatan
Gontor ,
S1 UIN Syarif Hidatatullah Jakarta, S2 : Institut Ilmu AlQuran
*#Share berkahnya ilmu*
*#Join channel Telegram:*
https://t.me/joinchat/AAAAAERt3deogV8PX4M0Qg untuk mendapatkan tulisan saya setiap hari