PADA suatu hari, selepas mengerjakan shalat di masjid Nabawi, Rasulullah SAW mengadakan pertemuan dengan para sahabat. Dalam pertemuan tersebut, beliau memaparkan mengenai keutamaan iman kepada Allah SWT, tauhid, dan iman kepada Rasulullah SAW, melalui sebuah kisah tentang hari akhir.
“Sesungguhnya Allah SWT pada hari penghisaban kelak, akan memilih seseorang di antara umatku di hadapan semua makhluk-Nya. Lalu, Allah akan membentangkan 99 buku catatan amal. Ukuran setiap buku itu sejauh mata memandang.
BACA JUGA: Arti Syahadat yang Terlupakan
Allah kemudian bertanya kepada orang itu, ‘Adakah sesuatu yang engkau ingkari dari buku catatan ini?’
‘Tidak, ya Rabb. Tiada sesuatu pun yang kuingkari.’ jawab orang itu.
‘Apakah engkau akan mengajukan pembelaan?’
‘Tidak, ya Rabb,” jawab orang itu.
‘Sesungguhnya engkau mempunyai satu kebajikan di sisi-Ku. Dan hari ini tiada lagi kezaliman untukdirimu!”
Lalu, dikeluarkanlah selembar kartu yang bertuliskan kalimat syahadat. Kemudian Allah SWT berkata kepadaorang itu, ‘Hadirilah penimbangan amalmu!’
‘Ya Rabb, kartu apa yang ada bersama buku-bukucatatan itu?’ tanya orang tadi.
‘Engkau tak akan dizalimi sama sekali,’ kata Allah.
BACA JUGA: Kalimat Syahadat, Mahar Termahal Abu Thalhah untuk Ummu Sulaim
Maka, buku-buku catatan itu diletakkan pada salah satu lengan neraca, dan kartu itu pada lengan yang lainnya. Ternyata, timbangan buku-buku catatan itu ringan, sedangkan timbangan kartu itu berat.
Hal itu terjadi karena tiada sesuatu pun yang lebih berat timbangannya dibanding dengan nama Allah SWT.,” ucap Rasulullah SAW dalam pertemuan itu. []
Sumber: Mutiara Akhlak Rasulullah S.A.W./Karya: Ahmad Rofi Usmani/Penerbit: Mizan Pustaka/Tahun: 2006