Dalam dosis yang tepat, dopamine menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, dan dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan.
KETIKA panas asmara telah menghunjam di dada, otak akan segera bereaksi dengan memproduksi senyawa feniletilamine (PEA), dopamine, dan neropinefrin, lalu menyebarkannya keseluruh tubuh. Apa yang terjadi?
Rasa bahagia pun membuncah di dalam dada. Semuanya menjadi indah. Ketika seseorang memandang kekasih hatinya, dopamin akan membuat bagian ventran tegmental dan caudate nucleuse di otak menyala. Dalam dosis tepat, dopamine menciptakan kekuatan, kegembiraan, perhatian yang terpusat, serta dorongan yang kuat untuk memberikan imbalan.
Menurut Hellen Fisher Ph.D, jatuh cinta mengaktifkan “pusat kenikmatan” di otak sehingga membuat orang merasa senang. Dari ketiga senyawa tersebut, senyawa PEA-lah yang paling “agresif.” PEA bertanggung jawab dalam menimbulkan gairah dan rangsangan seksual.
BACA JUGA: Cinta dalam Sebungkus Nasi
Maka jangan heran, orang yang sedang jatuh cinta biasanya terlihat sumringah, hatinya berbunga-bunga, tiada yang dipikirkan selain si dia. Enerjik, bahkan cenderung melakukan aktivitas seksual. Tentu dengan catatan, cintanya adalah cinta yang berbalas.
Jika tahap ini dapat dipertahankan, muncullah tahap pengikatan, sebab trio cinta tadi: PEA, dopamine, dan neropinefrin akan mengundang temannya yang bernama endorfin. Kerja endorfin itu mirip dengan morfin yang diberikan pada tubuh manusia. Salah satu tugasnya adalah membangkitkan rasa aman, nyaman, tenang dan damai ketika dekat dengan sang pujaan hati. Endorfin tidak meluap-luap dan ekstrem seperti PEA.
Ia jauh lebih stabil, tetapi lebih adiktif. Kehadirannya menjadikan hubungan dua insan jadi makin dekat, lengket dan bertahan lama. Karena itu tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa cinta itu bagai candu. Memang benar. Cinta akan membuat seseorang ketagihan. Itulah efek endorfin dan kawan-kawan.
Jika sudah demikian, otak kecil (serebelum) pun akan memproduksi oksitosin. Akibatnya, kedekatan yang telah terjalin menjadi semakin dekat. Oksitosin ini disintesis dalam hipotalamus dan dikeluarkan di dalam jaringan otak. Senyawa kimia ini bisa membangkitkan perasaan nikmat selama bermain cinta, meningkatkan orgasme, dan menghasilkan perasaan puas.
BACA JUGA: Begini Agar Anak Mencintai Al-Quran
Menjadikan saraf lebih peka dan dapat merangsang kontraksi otot. Pada wanita, oksitosin membantu kelancaran proses persalinan serta merangsang produksi ASI. Oksitosin pun berperan penting dalam membangkitkan rasa saling percaya dan kesetiaan diantara pasangan.
Itulah sedikit gambaran terkait mekanisme tubuh dalam merespon rasa cinta dan kasih sayang. Hal ini menunjukan betapa hebat rancangan dan mekanisme yang Allah ciptakan dalam tubuh. Bagi kita, ini adalah ujian. Apakah kita mampu mensyukurinya atau malah mengufurinya? []
THE SECRET of MOTHER
ORGANELA CINTA
RAhasia Cinta Seorang Ibu
By: Tauhid Nur Azhar
Eman Sulaiman