HASYIM. Kakek buyut Rasulullah ﷺ menyandang panggilan ini. Konon, ini jejuluk yang kemasyhurannya mengalahkan nama aslinya. Hasyim artinya “si peremuk”, sebab kedermawanan lelaki mulia ini wujud dalam kesukaannya memasak daging dalam kuah hingga empuk, lalu dia akan meremuk roti dan menaburkannya ke dalam kaldu kentalnya untuk menjamu para tamu Allah.
Hasyim. ‘Ulama hadits yang memulai dakwahnya dengan pengajian Shahih Al Bukhari di Tebuireng itu mendapatkan nama ini dari gurunya, lalu mekarlah pengajarannya dalam membawakan cahaya sunnah untuk Nusantara. Sang Hadhratusy Syaikh, Hasyim Asy’ari membangunkan para ‘alim Ahlus Sunnah untuk berharakah dalam Nahdlatul ‘Ulama. Dengan nyaris 100 Juta anggota, jam’iyyah yang didirikannya adalah salah satu organisasi keislaman terbesar di dunia.
Hasyim. Nama yang diberikan orangtuanya sebagai tadah berkah bagi sang putra, yang kakaknya, Muchit Muzadi adalah murid tercinta Hadhratusy Syaikh. Maka dia meniti pengabdian dari ranting, cabang, wilayah, hingga memimpin Pengurus Besar Nahdlatul ‘Ulama dan memrakarsai ICIS, International Conference for Islamic Scholars.
Sosok yang langka, organisator ulung, ‘alim yang tawadhu’, kyai yang sederhana, yang menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden tanpa kehilangan kekritisan, yang menjadi penasehat tanpa menjilat, yang dekat dengan istana tanpa menjadi ‘ulama penguasa, yang terus memikirkan Islam serta Indonesia dan membela juga membentenginya dari syubhat pemikiran yang menggandrungkan sebagian santri gegar budaya.
Selamat jalan, Syaikhana KH Ahmad Hasyim Muzadi.
إنا لله وإنا إليه راجعون
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَه وَارْحَمْه وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه، وَأَكْرِمْ نُزُلَه، وَوَسِّعْ مَدْخَلَه، وَاغْسِلْه بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّه مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبَ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْه دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِه، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِه، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِه، وَأدْخِلْه الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهاَ مِنْ عَذَابَ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار