JAKARTA—Badan Sensor Malaysia melarang pemutaran film ‘Beauty and the Beast’ di bioskop-bioskop di negeri jiran itu, karena menayangkan ‘adegan homoseksual’ tanpa disensor.
Film garapan Walt Disney itu dibintangi oleh Emma Watson sebagai Belle muda yang jatuh cinta pada Beast, film tersebut menjadi pertama kali sepanjang sejarah Disney yang menampilkan karakter homoseksual.
Terkait permintaan penyensoran adegan, Ketua Badan Sensor Abdul Halim Abdul Hamid mengatakan, “Keputusan masih sama.”
Halim menambahkan distributor lokal telah meminta peninjauan keputusan itu dan dewan dijadwalkan bertemu pada Selasa.
Malaysia sendiri teguh dengan keputusannya melarang pemutaran film “Beauty and the Beast” di bioskop-bioskop jika “adegan homoseksual” tidak disensor, Kamis (16/3/2017).
Sementara dari pihak perusahaan film itu menolak untuk menyensor adegan tersebut, dan memilih menarik film tersebut dari bioskop di seluruh negara mayoritas Muslim itu. Seperti diketahui homoseksualitas tidak disetujui para pemimpin agama di Malaysia.
“Film ini belum dan tidak akan disensor untuk Malaysia,” kata Disney dalam sebuah pernyataan.
Di Singapura, film Beauty and the Beast diluncurkan pada Kamis dengan rating “Bimbingan orang tua”. Peluncuran di dunia terjadi selama beberapa hari ke depan. Tahun lalu, Singapura menyensor adegan dimana dua aktor laki-laki berciuman dalam “Les Miserables” sehingga bisa mempertahankan rating untuk “umum” dan mencapai target penonton yang lebih luas.
Kantor Komunikasi Keuskupan Agung Katolik Roma Singapura memperingatkan pemirsa tentang isi Beauty and the Beast.
“Dengan laporan media yang luas yang diklaim sebagai ‘momen gay’ di film ini, kami percaya bahwa orang tua harus membahas dan menjelaskan kepada anak-anak mereka tentang apakah gaya hidup yang digambarkan selaras dengan ajaran Kristus,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu di Indonesia, yang memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia, film tersebut akan tetap tayang pada Jumat dengan klasifikasi usia 13+ dan tanpa sensor. Beberapa kelompok umat Islam di Indonesia telah meluncurkan protes pada pertunjukan hiburan Barat di masa lalu, yang mengarah pada pembatalan misalnya konser bintang pop Lady Gaga pada 2012.
Seorang pendeta evangelist Amerika Serikat mengatakan pekan lalu bahwa film itu mencoba untuk mempromosikan agenda LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) untuk anak-anak. Lyle Shelton, direktur kelompok konservatif Australia Christian Lobby, mengatakan prihatin dengan laporan adanya “Konten seksual” di film itu tapi ia mengatakan tidak akan memulai kampanye publik untuk menentangnya.
“Ada banyak pertempuran. Ini hanyalah salah satu dari banyak hal dalam budaya kita yang mengabaikan kepolosan anak-anak, “katanya kepada Reuters.
Malaysia sebelumnya telah memblokir rilis film Hollywood yang dianggap sensitif, misal film “The Prince of Egypt”, yang menggambarkan Musa dan film “Babe”, yang menampilkan babi sebagai tokoh utama. []