BERITA kematian wanita penjaga Al-Qur’an itu tersebar ke berbagai penjuru Madinah. Ya, dialah Hafshah. Pada tahun 41 Hijriyah, hanya beberapa hari berlalu dari bulan Sya’ban, ia berpulang menjumpai sang suami, kekasih, dan nabinya, Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam.
BAA JUGA: Keutaman Istri Nabi Zainab binti Khuzaimah
Para sahabat yang mendengar berita itu langsung datang untuk kemudian mengantarkan jenazahnya, khususnya Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri. Jenazah Hafshah dishalatkan gubernur Madinah saat itu, Marwan bin Hakam, jenazahnya saat itu di makamkan di Baqi’.
Hafshah meninggal pada usia enam puluh tiga tahun. Saudaranya, Abdullah dan Ashim, bersama Salim dan Hamzah (keduanya anak Abdullah bin Umar), turun ke liang kubur untuk menguburkan jenazahnya.
Lembaran cerita perjalanannya yang dipenuhi ibadah, pemberian, dan pengorbanan. Hafshah yang disebut-sebut oleh Abu Nu’aim, “Wanita ahli puasa, shalat malam, dan selalu menegur nafsu lawwamah-nya, Hafshah binti Umar bin Khattab. Ia pewaris lembaran-lembaran yang menyatukan Al-Qur’an,”
BACA JUGA: Istri-istri Nabi Tidak Pernah Naik Haji setelah Rasulullah Wafat
Hafshah yang dikabarkan oleh Jibril kepada Rasulullah bahwasannya ia adalah ahli puasa dan shalat malam, yang juga istri beliau di Surga, kini telah pergi untuk selamanya. Namun segala lembaran kisah kebaikannya akan tetap tercatat di dalam dada kaum muslimin.
Semoga Allah meridhai dan mempertemukannya dengan Sang Kekasih shalallahu ‘alaihi wasallam di surge-Nya, tempat rahmat-Nya berada. Sungguh Allah Maha Kuasa untuk itu. []
Sumber: Ummul Qura, Shahabiyat Haula Ar-rasul, Biografi 35 Shahabiyah Nabi. Syaikh Mahmud Al-Mishri., hal 220.