“Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka melakukan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidakmenyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka,’Tinggalah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.'”
(QS At Taubah: 46)
PERLU persiapan dan bekal khusus untuk menyongsong sesuatu. Tak hanya sebuah perjalanan, ibadah pun perlu persiapan. Tak hanya berjihad, ibadah puasa pun perlu persiapan. Apalagi puasa Ramadhan.
Ibnu Qayyim pernah mengungkapkan tentang pentingnya menyiapkan bekal atau sebuah persiapan.
Waspadalah dari dua hal: Jika datang waktu untuk melakukan perkara wajib tetapi Anda tidak siap melaksanakannya sehingga Anda dihukum dengan perasaan kecil hati dan pesimis akan bisa mendapatkannya.
Waspadai lah juga mengaggapsuatu perkara sebagai hal yang bertentangan dengan keinginan Anda. Karena Allah akan menghukum Anda dengan memalingkan hati Anda.
BACA JUGA:Â Sambut Ramadhan, Ingat Pesan Rasulullah SAW
Nah, dari apa yang disampaikan Ibnu Qayyim itu dapat diketahui bahwa mempersiapkan diri untuk ibadah itu penting. Termasuk dalam menyambut Ramadhan. Sehingga tak ada rasa kecil hati untuk melakukan kebaikan di bulan Ramadhan, apalagi depresi soal target-target ibadah yang harus dicapai.
Perasaan kecil hati dan pesimis semacam itu hanya menyerang jiwa yang tidak melakukan persiapan. Halitu menunjukkan kurang kuatnya keinginan untuk ibadahnya.
Adapun jika seseorang benar-benar melakukan persiapan sebelum melakukan suatu amal, mempersiapakan semua bekal yang diperlukan, lalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah dengan keinginan kuat, maka Allah tidak akan meolak kehadirannya.
Jadi, bagaimana seorang muslim melakukan persiapan tersebut?
Rasulullah memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. sampai-sampai Rasulullah kala itu hampir puasa sebulan penuh. Itulah bulan yang paling banyak diisi Rasulullah dengan puasa. Namun, tidak ada satu bulanpun yang Rasul isi dengan puasa sebulan penuh, kecuali Ramadhan.
BACA JUGA:Â Siap Sambut Bulan Ramadhan? Ini 6 Keutamaannya
Ulama salaf juga selalu mempersiapkan diri menyongsong Ramadhan dengan persiaan yang matang. Mereka berdoa kepada Allah selama enam bulan penuh agar usianya bisa sampai ke bulan Ramadhan. Setelah itu mereka berdoa selama enam bulan penuh setelah berakhirnya Ramadhan agar semua ibadah selama Ramadhan diterima oleh Allah. Jadi, seolah satu tahun penuh isinya Ramadhan semua.
Para ulama sangat menghargaibulan Ramadhan. Yahya bin Abi Katsir bernah bercerita: “Diantara doayang dilantunkan para ulama salaf adalah: ‘Ya Allah, selamatkan lah aku hingga Ramadhan dan selamatkan lah Ramadhan hingga sampai kepadaku. Ya Allah, selamatkan lah kami hingga Ramadhandan selamatkan lah Ramadhan hingga sampai kepada kami. Serta selamatkan lah ia dari kami dengan ditermanya amal-amal kami pada bulan itu.” []
Sumber: Rahasia Pecinta Ramadhan/Karya: Muhammad Husain Ya’qub/Penerbit: Mirqat/Tahun: 2008