BABUR RAHMAH (Gerbang Rahmat) terletak 200 meter di selatan Gerbang Asbat di dinding timur masjid al-Aqsha dan merupakan bagian dari dinding timur Kota Tua.
Gerbang Rahmat merupakan salah satu gerbang tertua masjid al-Aqsha, yang dibangun di era Bani Umayyah yang dibuktikan dengan elemen-elemen arsitektural dan artistiknya. Ada yang mengatakan bahwa gerbang ini dibangun pada masa pemerintahan Abdu Malik bin Marwan.
Gerbang Rahmat adalah sebuah gerbang besar yang tertutup, setinggi 11,5 meter, untuk turun ke gerbang ini melalui tangga yang panjang dari dalam masjid al-Aqsha. Gerbang ini terdiri dari dua pintu besar, yang dipisahkan dengan sebuah pilar batu, di atasnya ada dua lengkungan, mengarah ke sebuah aula tertutup dengan langit-langit melengkung di atas kolom Korintus yang sangat besar.
BACA JUGA: Ismail Haniyah Bicarakan Ekspansi Zionis ke Al-Quds dan Al-Aqsha
Gerbang ini dibangun dengan sangat terampil, pembuatnya inovatif, dan mengembangkannya menjadi lukisan indah yang menampilkan keindahan dan kemegahan, enak dipandang mata, sehingga dianggap seperti dibangun dengan sepotong batu, ada dekorasi yang menggambarkan kemajuan seni arsitektur.
Dalam uraiannya, sejarawan Usama Asyqar mengatakan, “Ini bukan Gerbang biasa; ini adalah Gerbang masuk ajaib ke dunia yang menakjubkan dan imajiner yang menuntun Anda melalui tangga panjang menuju ruang-ruang yang spiritual dan mimpi, yang bertahtakan nuansa rahmat ilahi. Orang melewatinya melalui pembatas pemakaman timur yang memanjang, yang dimasuki melalui jendela-jendela pagar ganda: Rahmat dan Pengampunan, yang oleh orang-orang salib Barat disebut “Gerbang Emas.” Di sana Anda bisa melihat lembah Kadron, penuh dengan rahasia-rahasia gaib mistis, yang di tanahnya terbaring jasad para sahabat Ansar, seperti Ubadah bin Shamit dan Syaddad bin Aus.”
Di sebelah timur Gerbang di luar tembok adalah pemakaman Babur Rahmah, yang di dalamnya ada makam dua sahabat Nabi, Syaddad bin Aus dan Ubadah bin Shamit.
BACA JUGA: Israel Hancurkan Pemakaman Babur Rahmah
Bangunan yang terletak di dalam Gerbang di samping masjid al-Aqsha digunakan sebagai ruang shalat, berdzikir dan berdoa. Diseburkan bahwa Imam al-Ghazali, semoga Allah merahmatinya, beriktikaf di sudut atas Gerbang Rahmat ketika dia tinggal di al-Quds. Dia mengajar di masjid al-Aqsha dan disitulah ia meletakkan kitab karya besar beliau yakni Ihya Ulumuddin.
Pintu dan aula gerbang ini telah direnovasi oleh Komite Warisan islam dan dijadikan kantor aktivitas dakwahnya di dalam masjid al-Aqsha sejak tahun 1992, sampai dibubarkan oleh otoritas penjajah Israel pada tahun 2003. []
SUMBER: PALINFO