BANGLADESH–Pemerintah Bangladesh telah menyatakan tidak mampu lagi menerima pengungsi dari Myanmar. Mereka menyatakan krisis Rohingya dan proses pemulangannya yang tersendat membuat mereka kerepotan.
“Pada kesempatan kali ini, dengan menyesal saya memberi tahu dewan bahwa Bangladesh tidak lagi mampu menampung lebih banyak orang Myanmar,” kata Menteri Luar Negeri Bangladesh, Shahidul Haque, dalam sidang Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir AFP, Jumat (1/3/2019).
BACA JUGA: Untuk Bantu Rohingya, PBB Butuh Dana Rp12 T
Bangladesh dan Myanmar memang setuju untuk memulangkan kembali sejumlah etnis Rohingya. Namun, PBB berkeras keselamatan Rohingya harus menjadi jaminan utama sebelum mereka dikembalikan.
“Apakah Bangladesh bertanggung jawab akibat bersikap reponsif dan menyampaikan empati kami kepada kaum minoritas yang dianiaya di negara tetangga?’ tanya Menlu Bangladesh.
Sekitar 740 ribu Muslim Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian di perbatasan di Bangladesh, setelah mereka diusir dari tempat tinggalnya di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Eksodus itu terjadi setelah aparat dan kelompok Buddha radikal di Myanmar memburu mereka pada 2017, yang menurut PBB operasi pembersihan etnis dan pembantaian.
BACA JUGA: PBB Desak Saudi dan India Tak Deportasi Rohingya
Setelah melakukan perjalanan ke Myanmar sebanyak lima kali, utusan PBB Christine Schraner Burgener menyatakan proses pemulangan ratusan ribu warga Rohingya kembali ke kampung halaman mereka. Di sisi lain, pemilihan umum Myanmar tahun depan juga bisa berdampak buruk terhadap etnis Rohingya jika kelompok ultra nasionalis kembali mempropagandakan persoalan itu.
Diplomat Swiss yang diangkat pada April sebagai utusan PBB mengatakan Myanmar tidak memberi akses badan-badan PBB untuk membantu persiapan pengembalian etnis Rohingya. []
SUMBER: CNN