KUMANDANG azan merupakan pertanda tibanya waktu shalat. Dan sudah menjadi keharusan bagi kita untuk segera bergegas mempersiapkan diri untuk melaksanakan kewajiban ini. Sebab, kita tahu bahwa shalat merupakan amalan yang akan menjadi pertanyaan pertama di yaumil akhir nanti.
Jika kita sudah bersiap sebelum azan berkumandang itu akan jauh lebih baik. Dengan begitu, kita bisa mendengarkan dan meresapi setiap untaian kalimat dalam azan. Dan sudah menjadi keharusan pula bagi kita untuk menjawab setiap untaian kalimat tersebut.
BACA JUGA: Pakar Neurosains Sebut Azan Membuat Otak jadi Tenang
Nah, ketika kumandang azan telah selesai, maka ini adalah waktu yang paling tepat bagi kita untuk memohon dengan berdoa kepada Allah SWT. Mengapa dikatakan waktu yang tepat? Sebab, pada saat itulah doa yang dipanjatkan kemungkinan besar tidak akan ditolak oleh Allah.
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, “Doa yang dipanjatkan antara azan dan iqamah tidak akan ditolak, maka berdoalah kalian,” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad).
Dari Sahl bin Sa’ad, Rasulullah SAW bersabda, “Dua waktu yang tidak akan ditolak (permohonan yang dipanjatkan di dalamnya) atau sedikit kemungkinan untuk ditolak, yaitu doa setelah (dikumandangkan) azan dan doa ketika berkecamuk peperangan, tatkala satu dan lainnya saling menyerang,” (HR. Abu Dawud).
BACA JUGA: Perintah Nabi ketika Mendengar Azan Berkumandang
Maka, pada saat itu, pintalah kebaikan. Berdoalah pada Allah SWT. Pintalah pada-Nya untuk memberikan kebaikan bagi diri kita, keluarga kita, maupun seluruh umat muslim di dunia ini. Dan akan lebih baik lagi, jika kita memohon ampunan pada-Nya saat itu. Sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berdoa ketika azan Maghrib, “Ya Allah, ini kedatangan malam-Mu, kepergian siang-Mu, dan suara-suara doa kepada-Mu, maka ampunilah aku,” (HR. Abu Dawud). []
REFERENSI: Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim/Karya: Abu Bakr Jabir Al-Jazairi/Penerbit: Darul Falah/ Doa, Dzikir dan Ruqyah dari Al-Quran dan As-Sunnah/Karya: DR. Said bin Ali bin Al-Qathani/Penerbit: Aqwam