MESIR–Al-Azhar Mesir, Universitas Islam terbesar di dunia telah mengutuk serangkaian pelanggaran oleh Israel, termasuk penahanan warga Palestina dan penggerebekan di Masjid Al-Aqsha, Yerusalem.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat (1/3/2019), Al-Azhar mendukung langkah Palestina di Yerusalem untuk melawan praktik sewenang-wenang Israel – seperti penutupan pintu Al-Aqsha – dan menegaskan pelanggaran itu tidak dapat diterima.
BACA JUGA: Al-Azhar: Tindakan Israel terhadap Palestina Tak bisa Diterima
Pernyataan itu juga menyerukan tindakan segera – termasuk langkah-langkah politik dan hukum – atas pelanggaran Israel dan dukungan bagi rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka.
Ketegangan meningkat di Yerusalem sejak pekan lalu ketika polisi Israel menutup gerbang Masjid Al-Aqsha, Al-Rahma Gate dan mencegah para jamaah Palestina memasuki wilayah tersebut.
Bagi umat Islam, Al-Aqsha merupakan situs tersuci ketiga di dunia. Namun Orang-orang Yahudi mengklaim kawasan Aqsa sebagai situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsa berada, selama Perang Timur Tengah 1967.
BACA JUGA: Syeikh Al-Azhar: Beda Pahami Agama Akibatkan Umat Terpecah-belah
Israel Secara resmi mencaplok seluruh kota pada 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota dalam langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Pada akhir 2000, kunjungan politikus Israel Ariel Sharon telah memicu pemberontakan atas pendudukan Israel yang berlangsung selama bertahun-tahun, dan telah menewaskan ribuan warga Palestina. []
SUMBER: ANADOLU