Oleh: Tita Rahayu Sulaeman, A.Md
17 Februari 2019
SUHU kota Madinah cukup dingin, sekitar 19°c. Tapi, disambut cuaca dingin tidak menyurutkan semangat kami untuk berlarian kecil mengejar sholat shubuh berjamaah di Mesjid Nabawi. Ketika kami baru saja tiba saat itu.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih baik dari 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom.” (HR Bukhari dan Muslim)
BACA JUGA: Pemakaman Terbesar di Dunia ternyata Ada di Madinah
Hadist ini cukup jadi alasan orang-orang dari seluruh penjuru negri memburu khusyuknya sholat di masjid Nabawi.
Ketika menginjakan kaki di mesjid Nabawi, payung-payung megah, pilar-pilar tinggi nan kokoh, membuat saya berdecak kagum penuh rasa syukur. Mendengar suara imam masjid, membuat hati tenang sekaligus haru. Haru… Allah Maha Pemurah pada hambanya yang penuh dosa ini.
Di bagian dalam masjid, ada sebuah tempat yang dinamakan Raudhoh. Disebut juga sebagai taman surga. Sebuah hadist menyatakan keutamaan sholat dan berdoa disana.
Disana orang-orang rela berduyun-duyun antri menunggu giliran untuk sholat dan berdoa, termasuk saya. Hampir 2 jam mengantri. Tentu tak seberapa bila dibandingkan dengan kesempatan bermunajat di Raudhoh.
“Silakan Perbanyak Sholawat disini …”, seorang mutowif memberikan arahan pada jamaahnya. Saya yang sedang duduk dalam antrian, turut mendengar dan mengikuti arahannya.
Ya Nabi… Salam… ‘Alaika…
Lirih saya bersholawat dengan irama sholawat Hadad Alwi.
Ya Nabi… Salam… ‘Alaika…
Ya.. Rasul… Salam… salam’alaika…
Ya habib salam… ‘alaika….
Sholawatullah… ‘Alaika…
Seketika itu pun air mata bercucuran tak terbendung.
Makam Nabi Muhammad SAW ada di sekitar Raudhoh ini. Saya tidak melihat persisnya dimana. Tapi saat itu saya merasa begitu dekat dengan keberadaannya.
Ya Rasul… Terima kasih atas nikmat iman dan islam kami hari ini. Semoga kami termasuk umatmu, yang mendapat syafaatmu di hari akhir kelak.
Tapi, Ya Rasul…
maafkan kami…
belum bisa berbuat banyak untuk islam hari ini…
tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuanganmu dulu saat memperjuangkan islam…
masih pantaskah kami berharap bisa berkumpul denganmu di syurga Allah, ya Rasul…
Rasulullah memperjuangkan Islam sampai akhir usianya. Di Madinah inilah pertama kali Daulah Islam tegak. Institusi yang menaungi perapan Islam secara kaffah. Tapi hari ini, Daulah Islam tiada. Dan kita tahu bagaimana umat Islam hari ini. Kehidupannya terjajah Kapitalis sekuler. Aturan hidupnya jauh dari aturan Allah. Sesama umat Rasul saling mencela. Status muslim tapi tingkah laku jauh mencerminkan umat Rasul. Umat muslim di berbagai negara, terdzolimi. Oleh orang kafir dan munafik, Islam dihina dan difitnah.
BACA JUGA: Jejak Yahudi di Madinah bagian 1
Lisan ini lirih bersholawat, seiring batin memohon penuh ampun pada Yang Maha Kuasa..
Ya Allah.. Ampuni kami…
Madinah, kota yang indah. Indah karena sejarahnya, juga suasananya. Sendu, haru, rindu jadi satu. Bukit-bukit bebatuan yang dulu jadi saksi perjuangan Rasulullah, kini jadi saksi bisu jutaan umat muslim berdo’a di kota ini.
Semoga Islam kembali tegak seperti yang diperjuangkan Rasul dan para sahabat. Semoga kita menjadi salah satu bagian yang memperjuangkannya. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari RENUNGAN di luar tanggung jawab redaksi Islampos.