KETIKA di padang pasir, Nabi Muhammad ﷺ mengatakan kepada para sahabatnya bahwa suatu hari nanti akan ada seseorang yang akan berhasil menaklukan kota paling kuat dan melegenda, yaitu Konstatinopel.
Selama berabad-abad lamanya, kota konstatinopel sangat sulit ditaklukan oleh pasukan manapaun, karena pertahanannya yang amat tangguh. Pertahanan kota konstatinopel sangat baik, karena ada sebuah tembok besar dan tebal yang membentang dan membentengi. Tak tanggung-tanggung tembok yang menjadi pertahanan kota konstatinopel ini memiliki jarak yang sangat jauh, yaitu sepanjang perbatasan kota konstatinopel.
Sebelumnya dinasti Kekhalifahan Umayyah mencoba untuk menembus dinding tersebut, namun mengalami kegagalan karena kokohnya tembok pertahanan itu.
Lahirnya kekaisaran ottoman pada tahun 1300-an, dengan tampuk kekuasaan yang dipegang oleh sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih), memberikan harapan baru bagi para pejuang Muslim untuk menembus pertahanan kota konstatinopel.
Sebelumnya sultan Mehmed II memerintahkan pembangunan sebuah benteng di Selat Bosporus, sebelah utara dari Konstantinopel untuk mengontrol gerakan kapal masuk dan keluar dari kota. Guna menyongsong perkataan nabi yang menyatakan umat Islam akan menaklukkan Konstantinopel.
Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Pada 1 April 1453, Mehmed dan tentara Ottoman yang berjumlah lebih dari 100 ribu tentara tiba di dinding Konstantinopel dan melakukan penyerangan. Dinding konstatinopel sendiri memiliki ketebalan sekitar 5 meter, tingginya mencapai 12 meter.
Selama berminggu-minggu masa penyerangan, pada 22 April Sultan Mehmed II memerintahkan pasukan yang menyerang melalui laut untuk mengangkat kapalnya ke daratan. Sontak perintah tersebut membuat heran para tentaranya.
Namun berkat pertolongan Allah, sultan Mehmed II dan para pasukannya mampu mengangkat kapal tersebut meski menghabiskan waktu selama 72 jam lamanya. Kapal-kapal itu memutari dan mendaki pegunungan, guna meruntuhkan benteng Konstatinopel.
Setelah berhari-hari lamanya melakukan berbagai usaha, tampaknya pertempuran tersebut akan segera berakhir. Pada tanggal 28 Mei, Mehmed menghentikan semua serangan dan membiarkan pasukannya untuk berdoa kepada Allah memohon kemenangan. Keesokan harinya, pada 29 Mei, tentara mulai menyerang kembali dinding tersebut dan sebelum pagi hari usai, dinding ditaklukkan dan kemenagan telah didapatkan.
Kemenangan tersebut mengantarkan Sultan Mehemd II atau yang dikenal dengan Muhammad Al-Fatih untuk memasuki kota yang selama ini terkenal dengan bentengnya yang sangat sulit untuk di tembus.
Setelah berhasil memasuki dan menguasai kota tersebut, Muhammad Al-Fatih tidak berlaku semena-mena terhadap warga yang tinggal di balik dinding Konstatinopel tersebut. Karena beliau menerapkan aturan islam secara keseluruhan atau Kaffah. Sehingga beliau dikenal dan dijuluki sebagai “Al-Fatih” atau “Sang Penakluk” dan seorang pemimpin yang bijak. []
Pewarta; Hari. Sumber : Lost Islamic History