Biasanya, setelah menikah atau bekerja, muslimah otomatis menghentikan proses mencari ilmu. Padahal, ,menuntut ilmu syar’i (agama) adalah kewajiban yang ditetapkan oleh Allah subhanahu wata’ala atas setiap muslim dan muslimah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ .
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah no 224 dengan sanad yang shahih, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Tentang wajibnya menuntut ilmu, al-Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata, “Seseorang wajib menuntut ilmu yang bisa menegakkan agamanya (melaksanakan kewajiban agama -ed).” Ditanya kepada beliau, “Misalnya apa?”
BACA JUGA: Bingung Pilih Sekolah untuk Si Buah Hati? Perhatikan Hal-hal Ini
Beliau menjawab, “Ilmu tentang urusab yang dia tidak boleh mengetahuinya, seperti shalat, Puasa dan yang semisalnya.”
(Hasyiyah Tsalatsatil Ushul, asy-Syaikh Abdurrahman bin Qasim hal 10)
Asy-Syaikh Al-Allamah Shalih al Fauzan hafizhahullah berkata, “Ilmu yang hukumnya wajib atas setiap muslim, yang tidak ada udzur bagi seorang pun untuk meninggalkannya, adalah ilmu yang dapat menegakkan agamanya. Misalnya, Ilmu tentang aqidah, thaharah (bersuci) shalat, zakat, puasa dan haji, yang memungkinkan dirinya bisa menunaikan ibadah-ibadah ini dengan benar. Mempelajari perkara-perkara ini hukumnya wajib atas setiap orang. Tidak ada uzur bagi seorang pun untuk tidak mengetahuinya.” (al-Khuthabul Mimbariyah fi al-Munasabatil ‘Ashriyyah 1/211)
Di samping itu, menuntut ilmu syar’i memiliki keutamaan yang sangat banyak. Oleh karena itu, seharusnya seseorang lebih bersemangat menuntut ilmu.
Diantara keutamaan menuntut ilmu adalah:
1 Allah subhanahu wata’ala akan mengangkat derajat orang yang berilmu.
Tentang hal ini, Allah subhanahu wata’ala berfirman :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Niscaya diantara kalian akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS al-Mujadilah:11)
2 Tanda kebaikan seseorang adalah dia memahami masalah agama.
Tentang hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من يرد الله به خيرًا يفقهه في الدين.
“Barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan pada dirinya, Allah akan memberinya pemahaman agama.” (HR al-Bukhari no 71 dan Muslim no 1037)
Allah subhanahu wata’ala akan memudahkan jalan menuju syurga bagi orang yang menuntut ilmu.
Tentang hal ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فيه عِلْمًا سَهَّلَ الله له بِهِ طَرِيقًا إلى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan menudahkan jalannya menuju surga.” (HR Muslim no 7028)
Demikian pula halnya seorang muslimah, dia harus bersemangat menuntut ilmu syar’i. Dia harus berusaha mengetahui hal-hal yang diwajibkan oleh Allah subhanahu wata’ala atas dirinya, masalah akidah, shalat, puasa atau masalah yang terkait dengan kewanitaan, seperti haid, nifas, dan lainnya.
Lihatlah semangat para muslimah dari kalangan shahabiyah (shahabat dari kalangan wanita) dan generasi setelahnya dalam hal menuntut ilmu.
Suatu ketika, seorang muslimah dari kalangan shahabiyah yang bernama Ummu Sulaim al-Anshariyyah radhiyallahu ‘anha, istri Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu, menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ اللهَ لَا يَسْتَحِي مِنَ الْحَقِّ هَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ غُسْلٌ إِذَا احْتَلَمَتْ قَالَ نَعَمْ إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu untuk menjelaskan kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi apabila dia mimpi basah?” Rasulullah bersabda: “Ya, apabila ia melihat air (mani).” (HR al-Bukhari no 282 dan Muslim no 32, dari Ummu Salamah, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam)
Pada suatu kesempatan, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengisahkan semangat para shahabiyah dari kalangan Anshar dalam menuntut imu syar’i (agama),
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
“Sebaik-baiknya wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidaklah menghalangi mereka untuk belajar agama.” (HR al-Bukhari no 3316 dan Muslim no 1037)
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu menuturkan, “Seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, para pria telah pergi membawa hadits Anda, maka berikanlah kepada kami satu hari khusus untuk menemui Anda, berikanlah pelajaran kepada kami dengan ilmu yang telah diajarkan oleh Allah kepada Anda.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Berkumpullah kalian pada hari ini dan itu, ditempat ini dan itu.” Mereka pun berkumpul, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepada mereka dan mengajari mereka ilmu yang telah diajarkan oleh Allah kepada beliau.” (HR al-Bukhari no 101 dan Muslim no 2633)
BACA JUGA: Sekolah Umum atau Sekolah Islami?
Inilah kisah kedalaman ilmu putri Sa’id bin al-Musayyab. Suaminya berkata, “Ternyata dia adalah wanita yang paling cantik, paling hafal kitabullah (al-Qur’an), paling mengetahui sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan paling mengetahui hak suami.” (siyar A’lam an-Nubala’ 5/218)
Oleh karena itu, jadilah muslimah yang bersemangat menuntut ilmu syar’i. Hilangkanlah kebodohan dari diri Anda sehingga anda bisa dengan benar melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh Allah atas Anda. []
SUMBER: QANITA