CHRISTCHURCH—Empat puluh orang dilaporkan meninggal dunia ditembak mati dan 20 lainnya cedera dalam insiden serangan di dua masjid selama sholat Jumat siang (15/03/2019) di Christchurch, Selandia Baru.
Perdana Menteri Jacinda Ardern langsung memberikan pernyataan bahwa ini salah satu hari paling gelap di Selandia Baru.
BACA JUGA:Â Terkait Penembakan Masjid di Selandia Baru, Begini Respons Facebook dan Youtube
Polisi menemukan beberapa alat peledak yang melekat pada mobil dan komisaris Mike Bush mendesak semua masjid di seluruh negeri untuk tutup sementara waktu.
Seorang warga bernama Hassan, 29, yang tinggal di belakang masjid di jalan Dale, berada di masjid Linwood ketika penembakan dimulai. Hassan mendengar suara tembakan di masjid dan para wanita berteriak “jangan datang ke sini” pada para penembak. Hassan menyebut polisi datang dalam 5 hingga 10 menit.
Hassan juga menceritakan, penembak berteriak, melambaikan pistolnya dengan liar dan menembakkannya ke segala arah. Dia kemudian meninggalkan masjid.
BACA JUGA:Â Tujuh Fakta Penembakan Masjid di Selandia Baru, Korban Meninggal hingga 40 Orang
Hassan berasal dari Sri Lanka dan telah tinggal di Selandia Baru selama 6 bulan. Dia datang ke Selandia Baru untuk bekerja dan mencari peluang.
“Saya pikir Selandia Baru adalah negara yang aman dan damai untuk semua orang. Saya datang ke sini karena saya tahu tidak ada perang. Polisi mengatakan kepada saya, “Maaf, ini pertama kalinya di negara ini.” Saya tidak tahu siapa yang mati atau hidup. Aku menunggu.” []
SUMBER: THE GUARDIAN