SELANDIA BARU–Brenton Tarrant, 28 tahun, terdakwa teroris penembakan di Christchurch, Selandia Baru, tersenyum selama persidangan. Selain itu, dia juga membuat simbol supremasi kulit putih.
Brenton melancarkan serangan teror ke dua masjid di Christchurch pada Jumat siang. Dia menembak ke arah jamaah di dalam masjid sambil menyiarkan aksinya ke media sosial. Dalam teror mematikan ini 49 orang dilaporkan tewas dan 48 lainnya terluka.
BACA JUGA: Kisah Heroik Abdul Aziz, Kejar Teroris Penembak Masjid Selandia Baru
Pada Sabtu, Tarrant yang berasal dari Grafton Australia, hadir di ruang sidang Distrik Christchurch.
Dikutip dari Mirror.co.uk, (16/3/2019), Tarrant mengenakan pakaian tahanan putih dengan tangan terborgol dan dikawal dua polisi. Tarrant kemudian membuat simbol jari “OK” terbalik ke kamera sambil tersenyum.
Menurut laporan USA Today, Anti Defamation League (ADL) mengatakan simbol OK diasosiasikan dengan gerakan supremasi kulit putih, dimulai sebagai kampanye tipuan pada 2017 yang ditujukan untuk membangkitkan kemarahan.
Organisasi mengatakan bahwa simbol tersebut telah digunakan oleh beberapa supremasi kulit putih yang dikenal. Penggunaan simbol ini telah meningkat sejak 2017 dan maknanya terus berkembang.
Gestur “OK” biasanya digunakan untuk tujuan non-politik dan non-kebencian, serta oleh beberapa supremasi kulit putih, menurut ADL. Menurut situs ADL, www.adl.org, simbol OK disanding dengan tiga jari ini dijuluki peckerwood. Istilah “peckerwood” berasal sebagai julukan rasial yang ditujukan pada orang kulit putih.
BACA JUGA: Korban Teror Biadab Brenton Tarrant di Masjid Selandia Baru Jadi 50 Orang
Kini simbol peckerwood telah diadopsi oleh subkultur geng penjara supremasi kulit putih, terutama di negara-negara selatan dan barat Amerika.
Peckerwood dibentuk dengan simbol OK terbalik diselingi tiga jari yang menyusun kombinasi huruf “P” dan “W”. []
SUMBER. MIRROR