WELLINGTON–Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern menerima ancaman pembunuhan lewat media sosial. Kepolisian New Zealand pun langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait ancaman ini.
Dilansir New Zealand Herald, Jumat (22/3/2019), ancaman pembunuhan kepada PM Selanda Baru itu disampaikan dalam sebuah postingan di media sosial Twitter. Ancaman tersebut disertai dengan sebuah foto senjata api dan tulisan berbunyi ‘Anda selanjutnya’ atau ‘You are next’ yang dikirimkan kepada PM Ardern.
BACA JUGA: Ada Ancaman Teror terhadap PM Selandia Baru di Twitter
Ancaman pembunuhan ini muncul pasca aksi teror mematikan di dua masjid di Christchurch yang menewaskan 50 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Pelaku teror yang bernama Brenton Tarrant (28), seorang warga Australia, sempat menyiarkan aksi brutalnya via live streaming Facebook.
Menurut New Zealand Herald, postingan itu dikirimkan ke PM Ardern sejak dua hari lalu, atau berarti dibiarkan selama lebih dari 48 jam sebelum akun pemilik Twitter itu dinonaktifkan oleh pihak Twitter. Akun yang tidak disebut nama profilnya itu baru nonaktif pada Jumat (22/3) sore sekitar pukul 16.00 waktu New Zealand.
Akun tersebut dinonaktifkan oleh pihak Twitter setelah banyak pengguna yang melaporkannya.
Satu postingan lain pada akun yang sama yang juga bernada ancaman dikirimkan kepada PM Ardern dan Kepolisian New Zealand. Postingan lain itu menyertakan foto senjata yang sama dengan bunyi tulisan sedikit berbeda, yakni ‘selanjutnya adalah Anda’ atau ‘next it’s you’.
BACA JUGA: PM Selandia Baru Hadiri Shalat Jumat di Chrischurch
Akun Twitter yang mengirim ancaman pembunuhan itu berisi konten anti-Islam dan membahas topik penuh kebencian yang menjunjung supremasi kulit putih.
“Polisi mengetahui komentar yang disampaikan di Twitter tersebut dan sedang melakukan penyelidikan,” ujar juru bicara kepolisian setempat saat dikonfirmasi soal ancaman pembunuhan via media sosial untuk PM Ardern tersebut.
Belum ada komentar resmi dari kantor PM New Zealand maupun dari pihak Twitter terkait hal ini. []
SUMBER: NEW ZEALAND HERALD