TERKADANG kita merasa di saat masalah datang menyapa kehidupan, kita mengaggap bahwa kita adalah orang yang paling berat masalah dan ujianya. Tanpa kita sadari bahwa ada orang-orang terdahulu yang ujianya lebih besar dan lebih berat dari pada masalah-masalah yang kita hadapi saat ini.
Salah satunya yaitu kehidupan Nabi Ibrahim, yang sifat-sifatnya bisa kita jadikan pelajaran.
“Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah.” (QS. Huud: 75).
Sifat Ibrahim yang dimaksud dalam ayat adalah:
- Beliau menginginkan hukuman (yang menimpa kaum Luth) ditunda saja.
- Beliau begitu tunduk pada Rabbnya dan tak pernah putus asa dalam do’a.
- Beliau juga hamba yang terus ingin bertaubat. (Dalam kitab Al-Mukhtashar fii At-Tafsir, hlm. 230)
Dalam Tafsir As-Sa’di disebutkan penjelasan lainnya bahwa Ibrahim memiliki sifat:
- Beliau memiliki akhlak yang baik dan begitu berlapang dada dan tidaklah marah ketika menghadapi orang-orang yang tidak tahu.
- Beliau terus beribadah pada Allah di setiap waktu.
- Beliau kembali (bertaubat) pada Allah dengan mengenal dan mencintai-Nya, serta berpaling dari selain-Nya. Oleh karenanya beliau sangat ingin tahu, kenapa sampai ada kaum yang diberi azab oleh Allah. Makanya beliau terus mencari tahu tentang sebab kebinasaan kaum Luth. (Tafsir As-Sa’di, hlm. 403)
Sifat Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang patut ditiru:
- Berakhlak yang mulia dengan meminta pada Allah agar azab yang menimpa suatu kaum bisa ditunda.
- Rajin beribadah dan berdo’a.
- Rajin bertaubat.
Semoga kita bisa meniru sifat mulia Nabi Ibrahim, yang senantiasa sabar meski belum dikaruniai keturunan, selalu berhusnudzon kepada Allah dengan ikhtiar dan doa yang tak putus-putus. Serta selalu membersihkan diri dengan cara bertaubat. Wallahu waliyyut taufiq. []
Sumber: Al-Mukhtashar fii At-Tafsir. Penerbit Markaz At-Tafsir li Ad-Dirasat Al-Qur’an. Tafsir As-Sa’di. Cetakan kedua, tahun 1433 H. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di dalam rumaysho