MALI–sebanyak 134 petani dan penggembala Muslim di Ogossogou, Mali dilaporkan telah dibantai oleh kelompok yang menyamar sebagai pemburu. Menurut PBB, pembantaian yang terjadi pada Sabtu (23/3/2019) pekan lalu itu telah menewaskan wanita yang sedang hamil dan beberapa korban dibakar hidup-hidup.
Video terbaru dari kekerasan itu beredar pada Ahad (24/3/2019) menunjukkan para korban berserakan di tanah di tengah sisa-sisa rumah mereka yang terbakar.
Milisi etnik Dogon yang telah disalahkan atas sejumlah serangan di Mali tengah selama setahun terakhir dituduh menyerang sebuah desa etnis Peuhl sesaat sebelum fajar pada Sabtu.
BACA JUGA: Ada Ojeg Jenazah di Afrika, Inilah Faktanya
Terkait peristiwa pembantaian di Mali, Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk pembantaian tersebut dan mendesak pemerintah Mali untuk segera bertindak untuk memberantas kelompok pembunuh.
“Sekretaris Jenderal terkejut dan marah dengan laporan bahwa setidaknya 134 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, telah tewas. PBB juga meminta otoritas Mali untuk segera menyelidikinya dan membawa para pelaku ke pengadilan,” kata Farhan Haq, juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres.
BACA JUGA: Pengadilan Tinggi India Bebaskan Tertuduh Pembantaian Muslim Gujarat 2002
Pada Desember 2018, Human Rights Watch telah memperingatkan bahwa pembunuhan milisi terhadap warga sipil di Mali tengah dan utara sudah di luar kendali.
Kelompok HAM itu mengatakan milisi etnik Dogon yang dikenal sebagai Dan Na Ambassagou dan pemimpinnya telah dikaitkan dengan banyak kekejaman dan menyerukan pemerintah Mali untuk menuntut para pelaku. []
SUMBER: ALJAZEERA