SIAPA saja dari kelompok manapun yang fanatik buta kepada kelompoknya pasti akan melakukan tindakan-tindakan yang lucu, tragis, menyedihkan dan jauh dari akal sehat apalagi agama yang suci.
Karena itulah para ulama sejati yang ikhlas dalam berdakwah hanya mencari Ridha Allah dan jauh dari fanatik buta kepada kelompok atau golongan. Jika melihat siapa saja yang fanatik buta kepada kelompoknya sehingga melakukan tindakan-tindakan yang lucu, tragis, menyedihkan dan jauh dari akal sehat apalagi agama yang suci, mereka (para ulama sejati yang ikhlas dalam berdakwah hanya mencari Ridha Allah) selalu mengucapkan;
BACA JUGA; Beberkan Kisah Hijrahnya, Ternyata Teuku Wisnu Pernah Terlalu Fanatik
الحمد لله على نعمة الإسلام والعقل
Alhamdulillah ‘alaa ni’matil Islam wal ‘aql
Artinya: “Segala puji hanya untuk Allah atas nikmat Islam (yang indah dan luas) dan akal (yang sehat).”
Antara Luasnya Islam dan Sempitnya Kotak Kecil
Islam adalah agama yang indah dan luas selama kita tidak terperangkap dalam kotak kecil.
Jika kita sudah terperangkap dalam kotak kecil maka hilanglah indahnya Islam dan berubah menjadi agama kebencian dan gelap.
Pada akhirnya kita semua dalam beragama ini dihadapkan pada dua pilihan;
1. Terperangkap dan terkurung dalam kotak kecil.
2. Keluar dari kotak kecil menuju luasnya Islam.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu beranggapan bahwa kebenaran mutlak hanyak milik kelompoknya saja, sedangkan yang selainnya adalah tersesat, berbahaya dan manusia harus diselamatkan darinya.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu selalu berprasangka buruk dan berpandangan buruk terhadap siapa saja yang dianggap berbeda dengannya dan yang pasti dianggap sebagai orang-orang tersesat dan menyesatkan serta berbahaya bagi Islam dan kaum muslimin.
Siapa saja yang berada dalam kotak kecil itu selalu tidak siap dan tidak lapang dada dengan perbedaan pendapat.
Sesama orang Islam itu seharusnya rukun dan damai, karena antara perbedaan dan persamaan diantara kelompok Islam itu lebih banyak samanya daripada bedanya.
Berikut ini permasalahan prinsip yang kita semua sama di dalamnya:
Tuhannya sama, Allah.
Nabinya sama, Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam.
Kiblatnya sama, Ka’bah.
Kitabnya sama, Al-Qur’an.
Rukun Islamnya sama, ada lima; Dua kalimat syahadat, shalat, zakat, puasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi yang mampu.
Rukun imannya sama, ada enam; Iman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan takdir.
Pemahaman tentang definisi keimanan juga sama, yaitu mengimani semua yang wajib diimani dengan ucapan lisan, keyakinan hati dan pengamalan dengan anggota tubuh. Iman bisa bertambah dengan ketaatan kepada Allah dan bisa berkurang dengan kedurhakaan kepada Allah.
Sahabat Nabinya sama, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali dan semua sahabat lainnya, Radhiyallahu ‘Anhum.
Imam madzhabnya sama, Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i dan Ahmad bin Hanbal Rahimahumullah.
Kitab haditsnya sama, Bukhari, Muslim, dll.
Dan persamaan-persamaan lainnya..
Perbedaan yang ada itu kebanyakan bukan dalam hal yang prinsip, tapi sayang kadang di paksakan untuk menjadi seakan hal itu adalah permasalahan yang prinsip.
Perbedaan yang ada itu pada hakekatnya hanyalah perbedaan istilah-istilah saja.
Banyak membaca dan terus belajar akan membuka wawasan, juga jangan lupa banyak berdoa memohon petunjuk kepada Allah.
BACA JUGA; Lihatlah Apa yang Diucapkan, Jangan Melihat Siapa yang Mengucapkan
Harapan kita sederhana saja, jangan mudah vonis sesat terhadap sesama muslim!
Masihkah Anda memilih untuk tetap berada dalam menjadi fanatik buta? []
Akhukum Fillah
Abdullah Sholeh Hadrami
Ingin download video, audio dan tulisan serta info bermanfaat ? Silahkan bergabung di Channel Telegram kami;
Channel YouTube
https://www.youtube.com/user/MTDHK050581