DEPRESI menjadi ancaman nyata bagi siapa saja. Apalagi dengan peliknya kondisi kehidupan saat ini, mulai dari pekerjaan tanpa kenal waktu, persaingan, kurangnya istirahat dan olahraga membuat depresi semakin mudah menjangkiti seseorang. Parahnya banyak orang tak sadar ia tengah mengalami depresi.
Seseorang dinyatakan mengalami depresi, jika sudah dua minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.
Kondisi ini bisa menyebabkan efek yang lebih buruk pada penderitanya, yaitu produktivitas kerja menurun, hubungan sosial terganggu, hingga keinginan untuk bunuh diri.
BACA JUGA: Hati-Hati, Depresi Menghantui para Ummi
Namun ternyata depresi tidak hanya terlihat dari gejala mental. Ada beberapa gejala fisik depresi yang juga harus kita kenali. Sebab, penyakit mental seringkali berujung pada sakit fisik.
“Gejala fisik depresi seringkali dilihat sebagai sesuatu yang bukan depresi,” kata psikiatri Neelima Kunam, MD.
Dua dari sekian banyak bentuk depresi yang biasa terjadi adalah depresi mayor atau depresi yang biasanya menunjukkan gejala hampir setiap hari selama setidaknya dua minggu dan ini sangat berdampak pada kehidupan kita. Misalnya, memengaruhi kemampuan kita untuk bekerja atau sekolah dengan prima.
Bentuk depresi lainnya adalah persistent depressive disorder atau distemia.
Penderita distemia mengalami gejala depresi tersebut setidaknya dua tahun. Namun, orang tersebut bisa saja bersikap fluktualtif. Mulai dari menunjukkan gejala depresi biasa hingga gejala depresi mayor yang sangat kuat.
Gejala mental depresi
Menurut the National Institute of Mental Health, salah satu gejala depresi adalah rasa sedih yang berkepanjangan, kecemasan atau perasaan yang “kosong”, pesimisme tinggi, kerap merasa bersalah, tidak berharga, dan lainnya. Gejala tersebut bisa berujung pada bunuh diri.
Gejala fisik depresi
Di samping memengaruhi perasaan secara mental, ada beberapa gejala fisik depresi yang juga cukup umum. Salah satunya adalah perubahan berat badan yang signifikan meski tidak menjalankan diet.
Maka, jika berat badan Anda berubah naik turun dengan optimal dan terjadi lebih dari lima kali dalam sebulan, artinya Anda mendapat lampu merah. Ini berkaitan dengan perubahan nafsu makan hampir setiap hari.
Gejala fisik lainnya adalah merasa kurang istirahat, gemetar, bahkan merasa lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari.
Beberapa orang yang mengalami depresi juga mengalami gangguan ketika tidur. Artinya, ini bisa saja ketidakmampuan untuk tertidur dan kurang tidur, atau bahkan terlalu banyak tidur selama hampir setiap hari.
Bahkan ketika orang tersebut sudah tidur selama lebih dari delapan atau sembilan jam per malamnya, mereka selalu merasa lelah sepanjang hari.
“Gejala ini bisa seperti kemalasan atau ketidakdewasaan, namun jika digali lebih dalam ada faktor keinginan untuk tidak aktif dan menghindari tanggungjawab,” kata Dr Kunam.
Ada banyak manifestasi fisik depresi yang bisa membuat bingung karena mirip gejala fisik penyakit kronis.
BACA JUGA: Depresi Terlilit Utang, Mahasiswa di Bogor Gantung Diri
Namun, psikiatri Alex Dimitriu, MD mengatakan bahwa kurang tidur dan kelelahan secara keseluruhan terasosiasi dengan depresi dan membuat tubuh terasa sakit bahkan lebih parah.
“Ada beberapa bukti bahwa depresi bisa diumumkan sebagai peradangan tingkat tinggi, yang bisa mendukung rasa sakit berlebih yang dirasakan oleh tubuh kita,” ujarnya.
Ia menambahkan, banyak orang yang mengalami depresi mendeskripsikan diri mereka sebagai “merasakan sakit dan kelelahan,” daripada alasan lainnya.
Karena itu, jika Anda merasakan gejala-gejala seperti di atas segera kunjungi dokter atau profesional agar hidup Anda produktif dan bahagia. []
SUMBER: KOMPAS | ALODOKTER