Oleh: Via Nurafifah
STEI Sebi
vianurafifah04@gmail.com
MAKAN di kafe dengan teman sebaya, ngobrol–ngobrol santai ditemani hangatnya secangir kopi ditambah beberapa batang rokok menghabiskan waktu selagi masih muda, masa muda adalah masa yang berapi –api yang maunya menang sendiri walau salah tak peduli (lirik roma irama kali, hehe).
Masa muda memanglah masa di mana para pemuda sedang mengalami transformasi baik secara fisik ataupun psikis. Dari ungkapan di atas merupakan salah satu gambaran dari pergaulan pemuda zaman sekarang, tapi tidak semua pemuda seperti itu, ada yang menyibukan dirinya dengan hal – hal yang bermanfaat seperti ikut kajian, seminar dan lain sebagainya. Tergantung diri kita sendiri apakah di waktu muda akan kita habiskan dengan hal yang bermanfaat atau sebaliknya.
BACA JUGA: Pengamen dan Sedekah
Dalam kepenulisan kali ini saya tidak akan membahas mengenai Pergaulan Pemuda Zaman Now, tapi lebih mengulas kepada bagaimana pemuda zaman sekarang yang hidupnya ingin serba kecukupan, ingin hidup mengikuti zaman yang serba canggih, bahkan ingin bergaya ala selebritis. Sedangkan, tidak banyak pemuda zaman sekarang yang di ibaratkan untuk nyari makan sendiri pun susah. Nah bagaimana menyikapi hal tersebut?
Banyak kaum muda yang menghabiskkan waktunya untuk bekerja keras demi mencapai beberapa keinginannya tapi tidak sedikit pula pemikiran kaum muda yang ingin hidup mewah tapi dengan cara simple dan mudah. Semua orang pasti pernah merasakan posisi dimana saat dia sedang duduk, menikmati perjalanan, tiba tiba datang seseorang dengan ucapan, “Assalamualaikm warahmatullahi wabarakaatuh, selamat siang menjelang sore bertemu lagi dengan saya yang ingin meminta sedikit rezekinya, mohon maaf mengganggu perjalanan dan kenyamanan anda semua, mudah – mudahan anda semua terhibur dengan satu lagu yang akan saya bawakan.“ Setelah mendengar kata kata tersebut pasti kita tahu bahwa itu adalah seorang PENGAMEN .
Menurut KBBI amen/ame’n/JK,meng-a-men adalah berkelili7ng (menyanyi, main musik dan sebaaginya) untuk mencari uang. Tidak menyalahi seseorang jika berperan sebagai pengamen mencari uang dengan cara baik dari pada mencuri, merampok, bahkan judi yang jelas keharamnnya dan berujung pada dosa, bahkan pada tahun 2015 ada kisah seorang pengamen dengan penghasilannya bisa
membangun pondok pesantren al – qur’an dengan puluhan santri yang di bina yang menghasilkan beberapa santri khatam al – qur’an masyaallah
Tapi coba kita lihat lagi pada zaman Umar Bin Khattab, pada zaman beliau tidak semua rakyat kaya raya, melainkan untuk makan keluarga saja harus berusaha dulu baru dapat makan, di ibaratkan begitu. Tapi lihat sisi positifnya pada zaman beliau meskipun masyarakat dengan keadaan serba berkecukupan, tapi mereka berlomba – lomba untuk menjadikan tangannya di atas bukan di bawah.
Dari hakim bin hizam Radhiyallahu anhu, dari nabi shalallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda: “Tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggungan mu. Dan sebaik – baik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka allah akan menjaganya. Dan barangsiapa yang merasa cukup maka allah akan memberikan kecukupan kepadanyan (HR.Imam bukhari & Muslim).
Banyak dari zaman sekrang dimana mengamen itu di jadikan alternatif pekerjaan, bahkan mungkin menjadi pekerjaan tetap. Padahal jika kita teliti kebanyakan pengamen itu dialah orang orang yang masih sanggup untuk bekerja.
Mungkin tidak menjadi masalah jika mengamen dijadikan sebagai pencarian modal untuk suatu usaha, tapi jika sudah mendapatkan modal tersebut, tinggalkanlah. Karena ada hal yang lebih pantas kita lakukan selain mengamen.
Karena mengamen bisa di kategorikan dengan meminta, sedangkan dari hadits di atas sudah jelas bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah dan dalam salah satu hadist :
Qabishah bin Mukhariq al – hilali Radhiyallahu’anhu, ia berkata : Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda “Wahai qabbishah sesungguuhnya meminta–minta itu tidak halal, kecuali bagi salah satu dari tiga orang”:
- Seseorang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta – minta sampai ia melunasinya kemudian berhenti.
- Seseorang yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta – minta sampai ia mendapatkan sandaran hidup.
- Seseorang yang ditimpa kesengsaraan hidup sehingga ada 3 orang yang berakal dan kaumnya mengatakan ‘si fulan telah ditimpa kesengsaraan hidup. Ia boleh meminta – minta sampai mendapatkan sandaran hidup.
Jadi sudah jelas bahwa mengamen itu di kategorikan dengan meminta sedangkan ada beberapa ketentuan dalam meminta –minta. Maka dari itu kita sebagai manusia yang allah ciptakan dengan kesempurnaan akal, fisik, dan pasti setiap orang mempunyai kelebihan masing masing. Maka pergunakanlah kelebihan itu.
Meskipun banyak cerita, dengan ngamen mendatangkan banyak rezeki, seperti dari mulai ngamen jadi penyanyi terkenal, dari mulai ngamen jadi artis, dari mulai ngamen bisa sedekah lebih, tapi kita sebagai pribadi yang sehat jasmani, mampu bekerja maka pergunakanlah sebaik mungkin. Jika kita masih mampu bekerja maka bekerjalah, jangan takut dengan kata “ngamen itu mudah, kita tinggal nyanyi menghasilkan uang. Sedangkan kerja susah, terlebih kita harus punya skill dan harus cari perusahaan atau merintis usaha sendri.“
So, hidup itu ga semudah yang dibayangkan , semua itu butuh proses maka dari itu jangan takut dengan proses karena proses bisa memberikan hasil yang tidak mengecewakan. Seperti pepatah “Bermimpilah Setinggi Langit Jika Anda Jatuh Maka Anda Jatuh Di Antara Bintang-bintang.“ []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.