Oleh: Muzsuke Abdillah
BARU-baru ini ramai di jagat sosmed berita tentang seorang ibu yang mengubur hidup-hidup bayinya di kedalaman tanah 30 cm. Beruntungnya si bayi masih bisa diselamatkan. Diduga sang ibu melakukannya sebab terkena baby blues syndrome.
Baby blues memang menjadi salah satu ancaman bagi para ibu dan calon ibu. Seperti dilansir dari salah satu artikel yang menyebutkan bahwa:
“Sekitar 70-80% ibu baru secara mengejutkan memiliki perubahan mood dan perasaan yang negatif terhadap bayi mereka setelah melakukan proses persalinan. Perubahan mood inilah yang disebut sebagai baby blues. Gejala baby blues sering kali terjadi secara mendadak di empat atau lima hari setelah kelahiran bayi. Seberapa cepat kemunculan gejala baby blues sering kali dipengaruhi bagaimana bayi dilahirkan.”
BACA JUGA: Alasan Orang Tua Beri Nama Bayi Kembarnya Prabowo-Sandiaga
Gejala baby blues bisa bermacam-macam, antara lain rasa bersedih dan ingin menangis tanpa alasan, ketidaksabaran diri, perasaan kurang nyaman, cemas, sulit tidur, hingga perubahan mood secara tiba-tiba. Sering juga baby blues ditandai dengan rasa takut untuk menjadi ibu yang baik. Gejala-gejala ini bisa berlangsung paling lama 1-2 minggu setelah kelahiran bayi.” (www.friso.co.id)
Penyebab baby blues bisa bermacam-macam. Pada kasus-kasus yang akhir-akhir ini terjadi kebanyakan karena faktor kurang pekanya suami, kesulitan ekonomi, dan nyinyiran dari orang-orang sekitar.
Wahai ibu dan calon ibu, meskipun baby blues menjangkit 80% ibu baru, bukan lantas kita harus menjadi takut dan merasa cemas. Sebetulnya baby blues itu hanya gejala biasa yang tidak perlu ditakuti selama sang ibu menyikapinya dengan baik. Karena itu, sangat penting bagi para calon ibu baru untuk mempersiapkan diri baik fisik maupun mental. Hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh calon ibu di antaranya:
- Komunikasi dengan suami
Buat komitmen berbagi tugas ketika nanti si buah hati lahir. Kalau perlu warning beliau untuk lebih extra memahami istri pasca melahirkan, kudu maklum kalau nanti istri jadi lebih cerewet dan lebih cengeng. Biasanya laki-laki memang harus diberi tahu, jangan paksa mereka untuk langsung mengerti tanpa diberitahu ya.
- Pertebal telinga
Tak perlu meladeni omongan tetangga atau netizen yang julid. Mulai sugesti diri dari semenjak kehamilan bahwa kita takkan terpengaruh oleh nyinyiran-nyinyiran yang tidak bermanfaat.
- Teruslah bertaqarrub kepada Allah
Minta sama Allah untuk dimudahkan dan dilancarkan segala urusan. Yakinlah, bahwa anak kita lahir membawa rizkinya sendiri. Jangan takut tidak bisa mengurus dan mendidik, selama kita terus mengupayakan yang terbaik untuk anak, insyaa Allah kita sudah termasuk ibu yang baik.
Jadi wahai ibu dan calon ibu, jangan takut dengan baby blues! Yakinlah bahwa itu akan mampu kita hadapi dengan baik dan lancar. Persiapkan diri sejak masa awal kehamilan. Pastikan bahwa faktor-faktor penyebab baby blues telah kita upayakan penanganannya. Insyaa Allah kita akan mampu melewatinya dengan baik.
Saat ini sebetulnya bisa dikatakan bahwa baby blues juga menjadi salah satu penyakit yang tersistem. Rasulullah pernah bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285].
Maka, dalam Islam menjaga keharmonisan rumah tangga adalah salah satu hal yang sangat dianjurkan. Namun sayangnya, di bawah sistem sekuler saat ini keharmonisan keluarga menjadi salah satu hal yang langka.
Dari ketidak harmonisan rumah tangga akhirnya menyebabkan hubungan suami-istri menjadi tidak dekat. Ibu baru melahirkan yang notabene sangat membutuhkan bantuan dan perhatian dari suami, ketika suaminya saja kurang peduli, ditambah lagi adanya syndrome baby blues, ditambah lagi dengan kurangnya pemahaman agama dan kurangnya upaya taqarrub ilallah, akhirnya muncullah kejadian-kejadian yang tidak diharapkan dan tidak dibenarkan oleh syara’ seperti kasus ibu yang mengubur hidup-hidup bayinya tadi.
BACA JUGA: Sebuah Percakapan Antar Bayi Kembar di Rahim Ibu
Maka, sudah sepatutnya negara juga peduli terhadap tingkat keharmonisan rumah tangga warganya. Sebab rusaknya masyarakat pasti menyebabkan rusaknya negara juga.
Namun, kita tak mampu berharap banyak pada negara yang menjadikan kapitalisme sebagai landasannya. Karena bagi mereka, akhlaq dan kewarasan warga bukanlah tujuan utama. Hanya Islam dengan syari’atnya yang menjadi solusi kompleks atas setiap problematika manusia.
Tidak perlu diragukan karena datangnyapun dari Sang Pencipta. Maka sudah sepatutnya kita sebagai manusia yang mengharapkan hidup sejahtera, menerapkan syariat Islam adalah suatu kebutuhan dan keharusan. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.