PUASA berarti menahan. Tak hanya menahan dari makan dan minum saja, namun bicara pun harus dijaga dari ghibah, dusta dan kata-kata kotor. Bahkan Rasulullah SAW mewanti-wanti umatnya yang berpuasa namun tak mampu menjaga lidahnya hanya akan mendapat lapar dan haus saja tanpa mendapatkan pahala.
Orang yang berpuasa sangat ditekankan untuk meninggalkan ghibah (menggunjing orang lain) dan meninggalkan dusta, begitu juga meninggalkan perbuatan haram lainnya. Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW bersabda,
BACA JUGA: Mau Mengqadha Puasa? Ini Aturannya
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta namun justru malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan,” (HR. Bukhari, no. 1903).
Dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ
“Betapa banyak orang yang hanya dapati dari puasa rasa lapar dan dahaga saja. Dan betapa banyak orang yang shalat malam hanya mendapatkan rasa capek saja.” (HR. Ahmad, 2:373 dan Ibnu Majah, no. 1690. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid).
Syaikh Prof. Dr. Musthafa Al-Bugha berkata bahwa mencela, berdusta, ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba) dan semacamnya termasuk perbuatan yang haram secara zatnya.
BACA JUGA: Mimpi Basah di Siang Ramadhan, Batalkah Puasa?
Namun dari sisi orang yang berpuasa, hal ini lebih berbahaya karena bisa menghapuskan pahala puasa, walau puasanya itu sah dan telah dianggap menunaikan yang wajib. Sehingga perkara ini tepat dimasukkan dalam adab dan sunnah puasa. Lihat Al-Fiqh Al-Manhaji, hlm. 347. []
SUMBER: SUNAN ABU SYUJA/RUMAYSHO