Oleh: Ust. Agus Muhammad, ST
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ رَجَبَ مِن اْلأَشْهُرِ الْحُرُمِ الْفَاضِلَة، فَسَنَّ فِيْهِصَوْمَ النَّافِلَةِ اِسْتِعْدَادًا لِرَمَضَانَ الْــمُبَارَكَة، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلـهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، لاَ نَبِيَّ بَعْدَه.
اَللَّهُمَّصَلِّ وَسَلِّمْعَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى الْيَوْمِ الَّذِيْ نَلْقَاه.
أمّا بَعْدُ،فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُوْن، قَالَ اللهُ جَلَّ فِي عُلَاه:)
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآَمَنُوااتَّقُوااللَّهَحَقَّتُقَاتِهِوَلَاتَمُوتُنَّإِلَّاوَأَنْتُمْمُسْلِمُونَ
Jamaah jum’at yang dirahmati Allah..
Marilah senantiasa kita memanjatkan puji dan syukur kepada Allah subhanahu wataala atas segala karunia yang dilimpahkannya kepada kita. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah untuk Rasulullah shallallahu alahi wasallam, beserta seluruh keluarga, shahabat dan generasi penerusnya.
Dari mimbar jumat ini, khatib berwasiat kepada diri kami sendiri dan jamaah sekalian. Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa. Dan tetap mempertahankannya sampai kita menghadap Allah kelak. Allah ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَاالَّذِينَآَمَنُوااتَّقُوااللَّهَحَقَّتُقَاتِهِوَلَاتَمُوتُنَّإِلَّاوَأَنْتُمْمُسْلِمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Q.S. Ali-Imran: 102)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah…
Tanpa terasa, hari ini kita sudah memasuki bulan Rajab. Itu artinya kurang dua bulan lagi kita akan kedatangan tamu agung, tamu istimewa yang dinanti-nantikan kedatangannya oleh setiap orang yang beriman. Dialah bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah.
Maka, marilah kita perbanyak doa kepada Allah subhanahu wataala, semoga Allah memberkahi kita di bulan Rajab dan Sya’ban, dan diberi kesempatan untuk bisa menemui bulan suci Ramadhan.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَوَشَعْبَان، وَبَلِّغْنَا رَمَضَان
Sebagai wujud kesungguhan kita menyambut tamu istimewa tersebut, dan sebagai bukti keseriusan kita dalam memuliakannya, tentunya kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, jauh-jauh hari sebelum kedatangannya.
Lalu apakah yang harus kita persiapkan?
Yang pertama:di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat dhuha, shalat tahajjud dan witir, serta bersedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqomah, kita perlu banyak berlatih.
Di sinilah bulan Rajab dan Sya’ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunnah dengan berkelanjutan. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya, sehingga tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.
Abu Bakar al-Warraq al-Balkhiberkata:
شَهْرُ رَجَبَ شَهْرٌ لِلزَّرْعِ وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ لِلزَّرْعِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ )لطائف المعارف لابن رجب الحنبلي(
“Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”(Latha’if al-Ma’arif hal:30).
Dan diantara amalan yang paling urgen untuk kita latih adalah puasa. Karena bulan Ramadhan adalah bulan puasa, maka dengan membiasakan puasa sunnah sejak bulan Rajab, kita akan mampu melaksanakan puasa Ramadhan dengan baik. Sehingga di bulan Ramadhan produktifitas, kinerja, dan ibadah kita akan meningkat. Bukan justru menurun dengan alasan lemas karena puasa.
Yang kedua: kita perlu menyiapkan diri dari sisi keilmuan, yaitu dengan mendalami ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak menghasilkan apa-apa selain lapar dan dahaga.
Hal ini disebabkan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu hanya akan menghasilkan kesia-siaan belaka. Dan Rasulullah shallallahu alahi wasallam jauh-jauh hari sudah memperingatkan umatnya agar jangan sampai puasa mereka sia-sia. Rasulullah bersabda:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ (رواه الحاكم وغيره وصححه الألباني)
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. al-Hakim dan dishahihkan oleh Syekh al-Albani).
Kita bisa mendapatkan banyak referensi buku-buku yang mengupas tentang seputar Ramadhan atau masalah seputar bahasan puasa ditulis para ulama-ulama klasik misalnya dalam Fathul Bari ditulis oleh Ibn Hajar al-Asqalani, Kitab Zadul- Ma’ad ditulis oleh Ibn Qoyyim al-Jauziyyah, dan lain-lain.
Begitu juga kita bisa dapatkan buku-buku karya ulama kontemporer sekarang ini seperti buku Fiqh Puasa ditulis oleh as-Syaikh Yusuf Al-Qardhawi, Durus Ramadhaniyyah ditulis oleh as-Syaikh Salman bin Fahd Al-Audah, Sifat Puasa Nabi ditulis oleh as-Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali & as-Syaikh Ali Hasan, Pedoman Puasa ditulis oleh Prof. Dr. T.M. Hasbi Ash- Shiddieqy, atau di Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq Bab Puasa, dan sebagainya.
Bisa juga dengan mengikuti kajian fiqh Ramadhan yang diselenggarakan di masjid-masjid atau majelis ilmu yang lain.
Yang ketiga:Ramadhan adalah syahrul quran, bulan diturunkannya Al Qur’an. Allah ta’ala berfirman:
شَهْرُرَمَضَانَالَّذِيأُنْزِلَفِيهِالْقُرْآَنُهُدًىلِلنَّاسِوَبَيِّنَاتٍمِنَالْهُدَىوَالْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Q.S. al-Baqarah: 185)
Agar dibulan Ramadhan kita bisa memaksimalkan interaksi dengan dengan al-Quran, mari kita tingkatkan kemesraan kita dengan al quran sejak sekarang. Mulai saat inilah kesempatan kita untuk belajar membaca al-Quran bagi yang belum bisa. Juga untuk memperbaiki bacaan bagi yang belum baik bacaannya. Dan bagi yang sudah mampu membaca dengan baik sesuai kaidah tajwid, maka bulan ini kita bisa gunakan untuk menambah hafalan, menambah pemahaman, memperbanyak tilawah.
Yang keempat:Allah subhanahu wataala berfirman pada ayat selanjutnya:
وَإِذَاسَأَلَكَعِبَادِيعَنِّيفَإِنِّيقَرِيبٌأُجِيبُدَعْوَةَالدَّاعِإِذَادَعَانِفَلْيَسْتَجِيبُوالِيوَلْيُؤْمِنُوابِيلَعَلَّهُمْيَرْشُدُونَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Q.S al-Baqarah: 186)
Bulan Ramadhan adalah bulan kita bermunajat kepada Allah. Maka marilah kita perbanyak doa kepada Allah, dalam berbagai kesempatan. Sehingga saat Ramadhan tiba, waktu-waktu istimewa yang mustajab, tidak kita lewatkan begitu saja tanpa munajat kepada Allah subhanahu wataala. Untuk memohon dan mengadukan segalanya kepada Allah. Saat waktu sahur, menunggu shalat, setelah shalat, menjelang berbuka dan waktu-waktu lain yang diberikan disebutkan keutamaannya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Yang kelima: Allah subhanahu wataala berfirman pada ayat selanjutnya:
أُحِلَّلَكُمْلَيْلَةَالصِّيَامِالرَّفَثُإِلَىنِسَائِكُمْهُنَّلِبَاسٌلَكُمْوَأَنْتُمْلِبَاسٌلَهُنَّعَلِمَاللَّهُأَنَّكُمْكُنْتُمْتَخْتَانُونَأَنْفُسَكُمْفَتَابَعَلَيْكُمْوَعَفَاعَنْكُمْفَالْآَنَبَاشِرُوهُنَّوَابْتَغُوامَاكَتَبَاللَّهُلَكُمْوَكُلُواوَاشْرَبُواحَتَّىيَتَبَيَّنَلَكُمُالْخَيْطُالْأَبْيَضُمِنَالْخَيْطِالْأَسْوَدِمِنَالْفَجْرِ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu…”
Bulan Ramadhan adalah kesempatan kita menguatkan kedekatan dengan keluarga. Istri kita adalah pakaian bagi kita, dan kita adalah pakaian bagi istri kita. Mari kita kondisikan istri dan ana-anak kita, agar bersiap menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Dan yang terakhir:masih pada ayat yang sama, Allah melanjutkan firman-Nya:
ثُمَّأَتِمُّواالصِّيَامَإِلَىاللَّيْلِوَلَاتُبَاشِرُوهُنَّوَأَنْتُمْعَاكِفُونَفِيالْمَسَاجِدِتِلْكَحُدُودُاللَّهِفَلَاتَقْرَبُوهَاكَذَلِكَيُبَيِّنُاللَّهُآَيَاتِهِلِلنَّاسِلَعَلَّهُمْيَتَّقُونَ
“…dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”(Q.S al-Baqarah: 187)
Ramadhan tidak bisa dipisahkan dari I’tikaf di masjid. Rasulullah mengajarkan untuk melakukan I’tikaf pada sepuluh hari terkhir dari bulan Ramadhan. Artinya, kita diajarkan untuk menjadikan Ramadhan sebagai kesempatan untuk meningkatkan kecintaan kita dengan masjid.
Maka mari kita latih mulai dari sekarang, mari kita tingkatkan frekuensi interaksi kita dengan masjid, baik dari sisi durasinya maupun kualitasnya. Mari kita biasakan shalat jamaah di masjid, dan menjadi orang yang pertama duduk kita di masjid, agar saat Ramadhan tiba, hati kita pun sudah tertambat dengan masjid.
Demikianlah persiapan yang seharusnya kita lakukan agar bulan Ramadhan tahun ini lebih berkualitas dari Ramadhan-ramadhan sebelumnya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم،أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْم.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ اَلدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا عَبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون:
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah…
Pada khutbah kedua ini, mari kita berdoa kepada Allah, semoga Allah mengabulkan semua permohonan kita, dan semoga kita diberi kesempatan untuk bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan, dan semoga dimudahkan dan diringankan dalam mempersiapkan perbekalan menyambut datangnya tamu agung bulan suci Ramadhan.
﴿إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً﴾
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن .
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْـمُسْلِمِيْن وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْن .
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ،
أَقِيْمُوا الصَّلَاة…
[]
SUMBER: IKADI.OR.ID