SYA’BAN termasuk salah satu dari empat bulan haram (bulan suci) sebelum tibanya bulan mulia yang dirindukan, yaitu bulan suci Ramadhan.
Sya’ban atau yang biasa disebut ‘Ruwah’ oleh masyarakat Sunda kerap dilalaikan karena terletak di antara Rajab dan Ramadhan. Padahal ada momentum luar biasa yang terjadi di bulan ini.
BACA JUGA: Raih Kemuliaan di Bulan Sya’ban
Dijelaskan dalam hadis dari sahabat Usamah bin Zaid, dia berkata, “Aku bertanya kepada Nabi, “Ya Rasulullah, aku tidak melihat engkau sering berpuasa dalam satu bulan kecuali di bulan Sya’ban?”
Rasulullah SAW menjawab: “Ini adalah bulan yang banyak dilalaikan orang, terletak antara Rajab dan Ramadan. Padahal Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal kepada Tuhan yang mengatur semesta alam. Aku ingin, saat amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.”
Inilah peristiwa agung yang terjadi di bulan Sya’ban yakni diangkatnya amal perbuatan kita oleh malaikat pencatat amal untuk dilaporkan kepada Allah SWT.
Para ulama menjelaskan, bahwa proses pelaporan amal kepada Allah SWT terjadi tiga kali yakni laporan secara harian, pekanan dan tahunan.
1 Pelaporan amal harian
Pelaporan amal harian terjadi dua kali dalam sehari yskni pagi saat shalat subuh, dan sore saat shalat asar.
Rasulullah SAW bersabda, “Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar, kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (ke langit). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui dari mereka, ‘Dalam keadaan apakah kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?’ Para Malaikat menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat.’” (HR. Ahmad 8341, Bukhari 555, Muslim 1464 dan yang lainnya).
2 Pelaporan amal pekanan
Terjadi setiap hari Senin dan Kamis. Sahabat Abu Hurairah ra mengabarkan, “Aku pernah mendengar Nabi SAW bersabda: Amalan-amalan manusia dilaporkan kepada Allah serial hari Kamis malam Jumat. Orang yang memutus tali silaturahmi, amalannya tidak akan diterima,” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat Tirmidzi dijelaskan, “Amalan manusia dilaporkan kepada Allah setiap hari Senin dan Kamis. Dan aku suka saat amalku dilaporkan, kondisiku sedang puasa.”
3 Pelaporan amal tahunan
Terjadi di bulan Sya’ban. Berdasarkan hadis tersebut di atas. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda, “Ini adalah bulan yang banyak dilalaikan orang, terletak antara Rajab dan Ramadhan. Padahal Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal kepada Tuhan yang mengatur semesta alam. Aku ingin, saat amalku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Nasa-i no. 2329)
Amalan manusia dalam satu tahun, diangkat pada bulan Sya’ban. Sebagaimana dikabarkan oleh As-Shodiqul Mashduq (Orang yang jujur lagi dibenarkan, yakni Rasulullah SAW bahwa Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal.
BACA JUGA: Catatan tentang Ajal dan Bulan Sya’ban
Demikian pula amalan dalam sepekan dilaporkan kepada Allah pada hari Senin dan Kamis. Adapun amalan (harian) siang dilaporkan di penghujung siang sebelum malam tiba. Dan amalan malam dilaporkan di penghujung malam sebelum tibanya siang.
Pelaporan amal harian, lebih khusus daripada pelaporan amal tahunan.
Ketika ajal seseorang datang, seluruh amal perbuatan yang dia lakukan di selama hidupnya, akan diangkat seluruhnya. Kemudahan lembaran catatan amalnya akan digulung.”
(Dikutip secara ringkas dari Hasyiyah Ibnul Qayyim ‘alas Sunan Abi Dawud, 12/313). []
SUMBER: KONSULTASI SYARIAH