Oleh: Umi Widya
“TAHU nggak teman-teman, Media Pembelajaran apa di satuan lembaga Pendidikan AUD yang tak bermakna, tidak membangun tahap perkembangan anak?” tanya saya pada Mahasiswa. Â
Semua diam. Sepertinya takut salah jawab. Bisa juga mereka belum tahu. Pertemuan minggu lalu kami membahas tentang pendidikan bermakna.
Saya harus katakan dengan tegas kepada mahasiswa supaya semua tercerahkan. Jadi guru nggak asal-asalan. Mendidik itu tak bisa mendadak.
BACA JUGA:Â Cara Mendidik Anak Laki-laki
Kekacauan hari ini bukan akibat pendidikan yang tak bermakna yang dilakukan hari ini. Namun sudah terjadi bertahun-tahun lalu bahkan berpuluh tahun.
Tak satupun menjawab, akhirnya saya harus memberitahukan jawabannya, “Media itu adalah LKS”, tukas saya tegas.
Anak-anak usia dini itu sedang asyik-asyiknya bermain. Tiba-tiba guru beri LKS dan guru stop aktivitas bermainnya, dia harus fokus menuntaskan tugas-tugasnya seperti orang dewasa. Apa harapan guru melakukan itu? Agar anaknya pintar? Agar kelak hapal perkalian angka atau lancar membaca? Lalu setelah pintar perkalian dan membaca mau apa? Bingung semua.
Semua menjadi tak ada artinya ketika mereka pintar mengenal huruf dan angka semata namun tak memahami kedalaman makna.
Dunia anak adalah bermain. Mereka tak kenal lelah untuk bermain. Bagi mereka bermain itu serius bukan main-main. Maka, guru yang paham bahwa efek pendidikan hari ini amat besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara kedepan, akan membuat media pembelajaran sesuai tahapan perkembangan yang bermakna.
Guru akan mendampingi setiap kegiatan bermain anak agar anak bisa menemukan makna dari seriusnya mereka bermain. Bukan ngasih tugas, suruh anak membereskan lembar kerja, yang mereka sendiri tak paham itu untuk apa.
BACA JUGA:Â Mendidik Bukan Menelanjangi
Bermakna untuk kehidupan mereka, bukan hanya untuk naik ke jenjang berikutnya. Mau tahu lebih jelas nya bagaimana Mendidik dari Hati, Mengajar dengan Cinta yuk hadir di Purwakarta, 21 April dan 1 Mei di Pangandaran.
Ingat mendidik tak bisa mendadak, cuy. Hanya mie instant yang bisa dibuat dadakan dan membuat kenyang, tapi itu pun kenyang palsu. Semoga kita mampu mendidik anak sejak dini untuk menemukan kedalaman makna, sehingga tak tergoda pada kepalsuan dunia. []
Â