AMERIKA–Seorang mantan pejabat keamanan penerbangan di Amerika mengatakan larangan membawa alat elektronik pada penerbangan ke Amerika Serikat, untuk penumpang dari negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara merupakan ‘Larangan Muslim seribu luka’.
Alat elektronik tersebut diantaranya laptop, iPad, dan kamera. Setidaknya, sembilan bandara penerbangan di Timur Tengah dan Afrika Utara telah menjalankan larangan ini.
“Ancaman menyamarkan bahan peledak dalam laptop dan perangkat elektronik lainnya ke Amerika, lewat bandara bukanlah hal yang baru,” kata mantan pejabat keamanan penerbangan itu kepada BuzzFeed, Selasa (21/3/2017).
Mantan pejabat yang tidak ingin disebut namanya itu menjelaskan, selama dua tahun Amerika telah melatih petugas keamanan bandara di Timur Tengah untuk mencari bahan peledak yang diselundupkan penumpang.
“Larangan itu sudah melampaui batas, hanya menargetkan pada kelompok Muslim daripada mengatasi masalah keamanan tertentu,” pungkasnya.
Seperti diketahui, sebagian besar bandara utama di Amerika memiliki alat pemeriksaan bagasi, CT scanner yang menciptakan gambaran rinci tentang isi tas itu.
“Alat itu dapat memperingatkan operator bahan yang berpotensi berbahaya, dan dapat memberikan keamanan yang lebih baik daripada mesin X-ray yang digunakan untuk penumpang layar dan barang di tas mereka,” pungkasnya. []