SAUDARAKU,
Kita tentu ingin hidup mulia penuh berkah danbahagia di dunia dan akhirat. Kita ingin menjadi pribadi istimewa yang punya tingkat spiritual lebih dari yang lainnya. Kita ingin dunia ini jadi tempat yang lebih baik. Intinya, kita punya visi tentang kualitas kehidupan yang lebih baik.
Saudaraku,
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali Imran: 190)
dan, Allah SWT juga berfirman:
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah. Dan, apa saja bencana yang menimpamu maka dari (kesalahan) kamu sendiri…” (QS An Nissa: 79)
Saudaraku,
Pernah kah kita merasa hari demi hari yang dijalani dengan rutinitas kadang begitu monoton dan membosankan? Terasa hampa? Bagaimana kita memaknai hari-hari dalam kehidupan kita?
BACA JUGA: Khutbah Jumat: Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan
Proses ‘memaknai’ ini, tanpa kita sadari akan berpengaruh pada visi yang tadi diulas di atas.
Saudaraku,
Salah satu nikmat Allah adalah hari. Salah satu hari yang istimewa itu adalah Jumat. Sudah kah kita memaknainya dengan benar? Atau, Jumat bagi kita sama sekali tak ada bedanya dengan Senin, Selasa hingga Ahad?
Saudaraku,
Jumat memiliki rahasia. Pada hari Jumat Adam diciptakan. Pada hari itu pula Adam masuk ke Surga. Di hari Jumat, Adam dikeluarkan dari Surga. Pada hari itu pula Adam wafat. Dan, di hari Jumat, sebuah peristiwa besar akan terjadi, yakni kiamat.
Saudaraku,
Pada hari Jumat Adam diciptakan. Dalam konteks penciptaan manusia, terdapat perjanjian antara Allah dan manusia sebagai makhluk-Nya, sebagaimana tercantum dalam QS Al A’raf: 172.
Inilah perjanjian yang harus kita ingat sepanjang hayat. Yakni, ketika Allah bertanya, “Bukankah Aku ini Rabb-mu?” dan manusia bersaksi, “Benar (Engkau Rabb kami)…”
Seorang anak Adam yang memahami proses penciptaan akan mempertimbangkan Allah dan Rasul-Nya lebih dari apapun dalam setiap langkah dan keputusan yang diambilnya.
Saudaraku,
Pada hari Jumat Adam masuk ke Surga. Dia orang yang bisa menikmati indahnya surga tanpa melewati proses kematian terlebih dahulu. Ingat surga, ingat segala kenikmatannya. Ingat pula, surga juga dijanjikan bagi keturunan Adam yang shaleh shalehah. Ini seyogyanya bisa memantik semangat kita dalam beribadah, karena tak menutup kemungkinan bagi kita untuk bisa mengecap surga.
Saudaraku,
Pada hari Jumat Adam dikeluarkan dari surga. Dia tergelincir karena bisikan setan yang menyuruhnya melawan perintah Allah untuk memakan buah Khuldi. Maka ingatlah, ketika manusia tak menaati Allah dan terpedaya oleh setan maupun hawa nafsunya sendiri, konsekuensinya sangat berat.
Adam dan Hawa dikeluarkan dari surga dan menanggung ujian yang berat di dunia. Namun,Allah masih memberinya rahmat. Maka ingatlah, doa Nabi Adam:
“Wahai tuhan kami, kami mohon ampunan-Mu. Ampunilah kami. Maafkanlah dosa kami. Kami telah melakukan kesalahan. Jika engkau tidak mengampuni kami dan merahmati kami maka kami akan termasuk orang-orang yang merugi.”
Saudaraku,
Pada hari Jumat Adam wafat. Awal dan akhir dijadikan oleh Allah atas diri Adam pada hari Jumat. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Jumat semestinya dijadikan sebagai waktu untuk bermuhasabah, mulai dari merenungkan tujuan penciptaan manusia dan bagaimana menggapai akhir kehidupan yang husnul khotimah.
Dari Jumat ke Jumat, lahirkanlah niat, tetapkan rencana-rencana untuk menjalani kehidupan penuh berkah.
BACA JUGA: Khutbah Jumat: Rahasia Keberkahan Umur Manusia
Saudaraku,
Kelak, pada suatu Jumat, kiamat akan terjadi. Maka, ini menjadi semacam sistem peringatan dini yang semestinya membangun kesadaran kita bahwa segala perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Allah berfirman:
“Barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar dzarah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarah,niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS Al Zalzalah: 7-8).
Saudaraku,
Pantas kiranya Jumat dimaknai sebagai miniatur siklus kehidupan kita. Jadikan Jumat sebagai titik tolak dan titik akhir kegiatan sepekan kita, sehingga terbangun atmosfir ibadah yang dengannya kita senantiasa terhubung dengan Allah SWT. []
Referensi: Rahasia & Keutamaan Hari Jumat/ Karya: Komarudin Ibnu Mikam/Penerbit: Qultum Media/ Tahun: 2007