JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras serangan bom secara berturut-turut yang menyasar tiga gereja, empat hotel dan sebuah rumah di Sri Lanka, ahad (21/4/2019).
Peristiwa tersebut telah merenggut korban jiwa mencapai 215 orang dan lebih dari 400 orang lainnya terluka.
BACA JUGA: Teror di Srilanka, MUI: Jangan Kaitkan Pelaku Kejahatan Dengan Agama yang Dianut
Menurut Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa’adi, peristiwa tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan dan menjadi catatan kelam dalam sejarah perjalanan hidup manusia.
“MUI meminta kepada Pemerintah Indonesia agar memelopori diselenggarakannya pertemuan negara-negara untuk melawan ancaman terorisme di dunia. Karena hal tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian umat manusia,” ujarnya di Jakarta Senin (22/4/2019).
Ia menekankan, apa pun alasannya tindakan brutal tersebut tidak dapat diterima akal sehat. Ajaran agama mana pun tidak membenarkan tindakan kekerasan, menebar ketakutan, membunuh orang yang tidak berdosa dan membunuh orang yang sedang melaksanakan ibadah.
“Tindakan tersebut adalah perbuatan yang sangat biadab dan jauh dari nilai-nilai ajaran agama,” terangnya.
BACA JUGA: Ledakan Bom di Sri Lanka, Menag: Ini Tragedi Kemanusiaan
Din menambahkan, Islam adalah agama damai, di dalam peperangan saja diajarkan untuk tidak boleh membunuh perempuan, orang tua, anak-anak, para rahib, pendeta, merusak bumi, memutilasi mayat, merusak rumah ibadah dan lain sebagainya.
“Maka sangat menyedihkan jika ada sekelompok orang yang mengatas namakan agama melakukan tindakan brutal dan sadis. Hal tersebut hakekatnya justru menodai kesucian ajaran agama,” ungkapnya.
MUI juga menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam kepada masyarakat Sri Lingka atas peristiwa tersebut, semoga masyarakat Sri Langka khususnya keluarga korban diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima musibah tersebut. []
REPORTER: RHIO