Manusia memang makhluk yang sempurna. Keterbatasan fisik seklaipun tak mengurangi kesempurnaan tersebut. Sebab, masing-masing memiliki potensi berupa kemampuan dan kebaikan.
Salah satu gambarannya dapat dilihat dalam diri Angkie Yudistia. Perempuan yang mengalami tuli sejak kelas dua Sekolah Dasar (SD) itu merupakan penulis buku ‘Tuna Rungu Menembus Batas’. Kisahnya sangat menginspirasi.
BACA JUGA: Berawal dari Mimpi Buruk, Dinda Hauw Putuskan Berhijab
Sejak kelas dua SD Angkie mengalami perundungan. Beranjak remaja, dia juga mengalami penolakan di beberapa perusahaan karena tak bisa mengangkat telepon saat harus melakukan wawancara melalui sambungan telepon.
Namun cobaan hidup tersebut tak menyulutkan semangat Angkie meraih mimpi. Angkie menyelesaikan pendidikannya hingga meraih gelar master atau strata dua (S2). Dia juga menerbitkan sebuah buku berjudul Tuna Rungu Menembus Batas.
Dia juga menapak lebih jauh dengan mendirikan Thisable Enterprise yang merupakan lembaga pemberdayaan bagi penyandang disabilitas untuk mandiri secara ekonomi.
“Karena pengalaman aku sendiri, di usia produktif yang susah dapat kerja. Nah, ini wadah bagi mereka penyandang disabiltas untuk mendapat pekerjaan,” ujarnya di acara Hijablyfe, Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2019) lalu.
Sukses di dunia pendidikan dan bisnis tak membuat Angkie lupa akan identitasnya sebagai seorang Muslimah. Angkie memutuskan untuk menutup auratnya dengan mengenakan hijab. Keputusan itu tak datang dengan mudah.
Angkie bercerita tentang pergolakan batin yang sempat ia rasakan sampai akhirnya memantapkan diri mengubah tampilannya dengan berhijab.
“Saat suami aku bilang harta yang paling berharga adalah istri yang solehah, lalu aku mikir apa aku udah cukup solehah untuk suamiku,” curhatnya.
https://www.instagram.com/p/Bti5fhJFnLN/
Kepergian mertua menghadap Sang Khalik semakin membuka mata hati Angkie. Dia merasa jika kehidupan di dunia hanya bersifat sementara.
Cerita soal tampilan barunya, rupanya Angkie punya kisah lucu saat memilih bahan hijab yang ingin digunakannya.
“Lucunya aku nggak tahu bedanya bahan hijab, katanya ada hijab yang bisa bikin budek, tapi aku kan memang nggak bisa dengar,” candanya.
Di awal-awal penggunaan hijabnya, Angkie sempat merasa tak nyaman karena bahan yang kaku ternyata menimbulkan suara gesekan pada alat pendengaran yang dipakainya di telinga.
“Karena aku menggunakan alat pendengaran jadi kadang bahan-bahan kaku yang menggesek alat pendengaranku seakan menghasilkan suara ‘grasak-grusuk’,” tambahnya.
BACA JUGA: Jadi Pendaki Gunung, 2 Hijaber Ini Berpotensi Taklukan Puncak Everest
Atas saran seorang sahabat, Angkie akhirnya menemukan satu bahan yang nyaman dan pas untuk dirinya, yakni hijab voal. Selain bahan yang tepat untuk styling, bahan yang disarankan itu ternyata tidak mengganggu alat bantu dengarnya.
“Bahan yang nyaman untuk aku dan teman-teman ku yaitu voal, begitu enak, nyaman, sejuk, dan tidak menganggu alat pendengaran. Jangan memakai hijab terlalu ketat karena membuat alat pendengaran akan tertekan sehingga tidak nyaman,” pungkas Angkie. []
SUMBER: DREAM