SETELAH kita mengetahui sedikit tentang apa yang dialami semasa berada dalam rahim ibu, maka selayaknya kita merenung dalam-dalam. Lihatlah kepada diri senidiri, lalu renungkanlah!
Siapakah yang menciptakan diri kita dengan kelembutan ketika berada di dalam perut ibu; pada tempat yang tidak satu tangan pun bisa menjamah dan tidak satu penglihatanpun bisa melihat; tidak pula ada kuasa untuk mencari makan dan menolak bahaya?
Maka siapakah yang menyalurkah darah ibu sebagai makan bagi bayi dalam kandungan, sebagaimana halnya tumbuhan yang disiram air, kemudian Alllah mengubah darah tersebut menjadi susu.
BACA JUGA: Rahim, Mukjizat Kaum Hawa
Begitulah kita terus menerus memperoleh suplai makanan di tempat yang amat sempit, sementara mustahil mencari makan sendiri. Hingga tatkala tubuh kamu telah sempurna dan kokoh, saat kulit telah mampu menerima udara, saat penglihatan telah mampu menerima cahaya, saat tulang-tulang telah mengeras serta bisa menerima jamahan-jamahan tangan, dan bisa menggeliat di atas tanah, maka tibalah waktu melahirkan bagi sang ibu.
Lalu kita pun memberontak hendak keluar ke alam dunia, negeri penuh cobaan. Rahim melemparkan kita sekeras-kerasnya dari tempat tidur sementara itu, seolah-olah ia tidak pernah menyelimuti dan melindungi.
Sungguh jauh berbeda tatkala pertama kali menerima dan menyelimuti benih yang ditumpahkan kepadanya dengan saat rahim menolak atau melontarkan sang bayi. Rahim senang saat kamu masih berada didalamnya, bahkan ia memohon pertolongan kepada Allah karena beratnya si janin-yakni kita sendiri.
Siapakah yang membukakan pintu bagi kita sehingga bisa masuk lalu didekap erat oleh rahim?
Bukankah setelah itu kamu dipelihara hingga menjadi sempurna olehnya?
Lantas, siapa yang membuka pintu itu serta membuatnya lebih luas sehingga kamu bisa keluar kembali dalam sekejap mata?
BACA JUGA: Pelajaran Berharga dari Kisah Ibrahim dan Hajar
Sungguh, si janin tidak merasa tertekan karena sempitnya dan tidak ada
kesulitan manakala sudah saatnya keluar.
Jika kita benar-benar memperhatikan keadaan saat masuk dan keluar darinya, niscaya tidak akan putus ketakjuban kita menyaksikan hal tersebut. []
AYAT-AYAT ALLAH Pada Tubuh Manusia
Abu Ihsan al-Atsary
Ummu Ihsan Choiriyyah