BUDAYA K-Pop sudah merambah dunia lewat pendekatan hallyu-nya (gelombang ekspansi budaya populer Korea Selatan ke berbagai negara). Tak heran, drama dan musik K-Pop sangat terkenal di seluruh dunia.
Di lain sisi, perkembangan Islam di negara gingseng juga semakin pesat. Sebut saja dua nama milenial muslim asal Korea, Ayana Jihye Moon dan Omar Choi. Mereka menjadi dua tokoh muda Korea yang gencar mempromosikan Islam dengan pendekatan serupa (hallyu).
Bagaimana keduanya mengenalkan Islam di Korea?
Ayana Jihye Moon
https://www.instagram.com/p/BwtWLZvHu-S/
Nama Ayana Moon sudah tak asing di kalangan remaja muslim Asia, termasuk Indonesia. Wajah cantik Ayana kerap wara-wiri di layar kaca. Sebab, Ayana sudah jadi brand ambasador sebuah produk kecantikan halal.
Ayana juga sering mengunjungi Indonesia dan beberapa kali tampil di stasiun televisi nasional serta menampakkan diri di berbagai media daring Indonesia.
Ayana awalnya mempromosikan Islam melalui media sosial. Di Instagram followers-nya telah mencapai satu juta lebih, sementara di YouTube, dia memiliki subscribers sebanyak 17.000 lebih.
Banyak orang bertanya-tanya apa alasan Ayana untuk memeluk agama Islam dan menutupi auratnya dengan hijab?
Awalnya Ayana enggan menceritakannya karena beberapa alasan, pertama, dia merasa hanya seorang pemula dalam Islam.
Kedua, beberapa orang menilainya dia masuk Islam hanya untuk kepentingan bisnis produk halal.
Ketiga, dia khawatir ada orang yang berprasangka tentang Islam melalui dirinya.
Keempat, dia khawatir akan mengganggu keluarga dan kawannya yang non-Muslim.
Namun dengan alasan bahwa di Korea jumlah muslim masih sedikit, dan banyak di antara mereka mungkin menjadi canggung di tengah gelombang pandangan negatif tentang Islam, ia pun mengubah ketakutannya. Ayana memberanikan diri untuk membuat sebuah video dengan harapan dapat mendorong Muslim Korea lainnya untuk dapat bercerita tentang keislaman mereka.
Ayana sendiri perama kali mendengar tentang Islam saat berusia 8 atau 9 tahun, tepatnya saat terjadi perang Irak tahun 2003. Kesan Islamdi Korea saat itu masih negatif. Sehingga pada awalnya, Ayana pun punya persepsi negative tentang Islam.
Namun hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk mencari tahu tentang Islam. Semakin dia banyak membaca tentang Islam, membaca kisah orang-orang yang tinggal di Timur Tengah, pikirannya mulai berubah. Karena dia hanya menguasai bahasa Korea, maka sumber referensi yang dia simak hanya yang berbahasa Korea atau terjemahannya.
“Saya kira, saya telah menonton semua (film) dokumenter (tentang Islam) dalam (bahasa/terjemahan) Korea,” ujar Ayana.
Tahun demi tahun berlalu, sebelumnya dia tidak terlalu banyak bicara tentang Islam karena masih anak-anak, hingga masuk SMA, dia sudah mulai semakin dewasa dan berani.
“Ketika seseorang berbicara tentang Timur Tengah atau Islam, saya mulai menunjukkan kertertarikan tanpa menyadarinya. Hingga guru dan keluargaku menyadari bahwa aku tahu banyak tentang Islam,” kata Ayana.
Masih di masa SMA, dia memutuskan untuk mengikuti wamy camp (semacam summer camp di Amerika Serikat) yang diselenggarakan oleh komunitas Muslim di Korea.
. “Apa ini? Apakah saya satu-satunya orang yang selalu berprasangka buruk tentang Islam? Tidak ada seorang pun yang aneh di sini, tidak ada seorang pun di sini yang mengenakan jubah hitam tertutup. Saya merenung cukup banyak pada waktu itu,” cerita Ayana soal pngalamannya di Wamy Camp.
Apa yang Ayana lihat berbanding terbalik, dia melihat keindahan dan keramahan orang-orang Islam di dunia nyata. Maka, Ayana pun semakin giat mempelajari Islam.
https://www.instagram.com/p/BwUG4E6njbd/
Seiring waktu, Ayana malah semakin jatuh cinta dengan Islam, bahkan sekitar satu tahun terakhir sebelum masuk Islam, dia belajar sangat keras tentang Islam.
“Sebenarnya saya tidak mengalami banyak kesulitan dan penderitaan dalam perjalananku untuk mengatahui tentang Islam sebagaimana yang kalian kira…. Jumlah Muslim di Korea masih sangat sedikit, selama jumlahnya terus bertambah saya harap ceritaku dapat memberi mereka kesempatan untuk menceritakan cerita mereka juga. Dan saya tahu banyak di antara kalian yang penasaran juga…. Saya sangat memahami persepsi dan kesalahpahaman orang-orang Korea terhadap Islam dan Muslim,” kata Ayana.
Sekarang Ayana menjadi salah seorang pemuda Islam yang mendakwahkan Islam dengan gaya anak muda, mempromosikan Islam melalui sentuhan budaya populer dan media sosial.
Omar Choi
https://www.instagram.com/p/BX4hA6MBtWq/
Berbeda dengan Ayana yang awalnya seorang anggota girl band, Omar Choi adalah salah satu anak muda Korea Selatan yang mempromosikan Islam lewat kuliner.
Namun, sama seperti Ayana, Omar yang dulu bernama Daesik Choi itu mempromosikan Islam melalui media sosial. Dia bekerja sama dengan Seoul Tourism Organization mengunjungi restoran-restoran halal di Seoul dan mengunggah video dokumentasinya ke YouTube.Judul videonya adalah “From Kebab to Kebab” (dari Kebab ke Kebab).
Selain itu, Omar juga seseorang yang aktif di Instagram (nama akunnya adalah @everydaesik) dengan followers-nya yang mencapai 29 ribu lebih.
Walaupun eksplorasi kulinernya kebanyakan dilakukan di Korea, tapi dia juga melakukannya di berbagai negara, seperti di Arab Saudi, Qatar, Malaysia, dan Indonesia.
Jika dia tidak menemukan restoran yang berlabel halal, paling tidak dia mencari restoran yang tidak mengandung bahan-bahan yang dilarang di dalam ajaran Islam, seperti minyak babi dan alkohol misalnya.
https://www.instagram.com/p/BYifyf3hXf6/
Gaya Omar yang seperti kebanyakan anak muda Korea lainnya memudahkan dia untuk lebih diterima. Dengan gaya trendi seperti kebanyakan anak muda Korea lainnya, dia dapat dengan mudah bergaul dengan siapapun.
Banyak dari followers Omar yang berterimakasih atas review-review yang dilakukan oleh Omar. Selain itu, dia juga membuka kesempatan bagi para followers-nya di dalam sesi komentar untuk bertanya lebih jauh, seperti di mana detail lokasinya, dan pembahasan seputar halal-haram.
Tidak hanya untuk Muslim saja, review juga bermanfaat bagi non-Muslim yang ingin tahu lebih jauh tentang Islam, terutama mengenai makanan yang berhubungan erat dengan gaya hidup seseorang.
Tidak hanya melulu soal makanan, Omar juga di dalam postingannya terkadang menyelipkan tema-tema lain seperti tentang film, arsitektur, kunjungan wisata, masjid-masjid bersejarah, dan budaya misalnya.
Dengan gaya yang santai, dia mampu menyelipkan nilai-nilai Islam tanpa seperti menggurui atau dengan gaya yang kolot, jadi nuansanya seperti bincang-bincang santai saja.
Omar juga sangat piawai dalam menanggapi komentar-komentar yang negatif, dia mencoba menepis citra Islam yang digambarkan buruk oleh kebanyakan media-media Korea Selatan. []
SUMBER: GANA ISLAMIKA | TRIBUNNEWS